Revolusi Telesurgery: Teknologi Robotik Terbaru yang Mengubah Dunia Bedah Jarak Jauh

Teknologi Telesurgery
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATA - Dalam beberapa tahun terakhir, dunia kedokteran telah menyaksikan revolusi besar dalam bidang bedah melalui pengenalan dan penerapan telesurgery, atau bedah jarak jauh. Dengan teknologi robotik yang semakin canggih dan algoritma kecerdasan buatan (AI) yang terus berkembang, telesurgery menawarkan cara baru dalam melakukan operasi dengan presisi dan keamanan yang lebih tinggi dibandingkan metode bedah konvensional. Artikel ini akan mengulas lebih dalam tentang kemajuan terbaru dalam telesurgery, dampaknya terhadap dunia medis, dan potensi pasar yang menarik bagi para investor.

Indonesia Perkuat Posisi di Industri Drone Global Melalui Indonesia Drone Expo

Kemajuan Teknologi Robotik dalam Telesurgery

Telesurgery, atau bedah jarak jauh, mengandalkan penggunaan robot bedah yang dikendalikan dari jarak jauh oleh seorang ahli bedah. Teknologi ini memungkinkan ahli bedah untuk melakukan operasi dari lokasi yang jauh dari pasien, dengan bantuan sistem robotik canggih yang mentransmisikan gerakan tangan ahli bedah dengan presisi tinggi ke alat bedah di meja operasi. Salah satu sistem robotik yang paling terkenal dan banyak digunakan saat ini adalah sistem Da Vinci, yang telah digunakan dalam lebih dari 8,5 juta prosedur bedah di seluruh dunia hingga tahun 2023 (Intuitive Surgical, 2023).

Serangan Siber Besar-Besaran Ancam Infrastruktur Telekomunikasi AS, Diduga oleh Salt Typhoon China

Perkembangan teknologi dalam telesurgery mencakup penyempurnaan perangkat keras robotik serta peningkatan algoritma perangkat lunak yang digunakan untuk memandu dan mengoptimalkan gerakan robot. Perangkat lunak ini menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan akurasi dan responsivitas sistem bedah, yang memungkinkan robot bedah melakukan tindakan yang sangat presisi dan mengurangi risiko kesalahan manusia. Beberapa pengembangan terbaru termasuk integrasi teknologi augmented reality (AR) dan virtual reality (VR), yang memberikan panduan visual lebih baik bagi ahli bedah selama operasi, serta penggunaan algoritma machine learning untuk mempelajari dan meningkatkan prosedur bedah dari waktu ke waktu.

Data Statistik dan Studi Kasus yang Mendukung

SEKOLAH: Keren Nih, Mendikdasmen Bilang AI dan Coding akan Diajarkan Mulai Kelas 4 SD

Keberhasilan telesurgery tidak hanya dilihat dari jumlah penggunaannya yang meningkat, tetapi juga dari data statistik yang menunjukkan peningkatan hasil klinis dan kepuasan pasien. Menurut sebuah studi yang dipublikasikan di The Lancet Digital Health pada tahun 2022, tingkat komplikasi pasca operasi pada pasien yang menjalani telesurgery lebih rendah sebesar 15% dibandingkan dengan pasien yang menjalani operasi konvensional. Selain itu, waktu pemulihan rata-rata pasien yang menjalani telesurgery adalah 20% lebih cepat, yang berarti pasien dapat kembali ke aktivitas normal lebih cepat dibandingkan dengan metode bedah tradisional.

Sebuah studi kasus di Rumah Sakit Universitas Zurich, Swiss, menunjukkan bahwa penggunaan sistem robotik dalam telesurgery berhasil mengurangi durasi operasi rata-rata sebesar 30% untuk prosedur bedah kardiovaskular. Hal ini tidak hanya meningkatkan efisiensi penggunaan ruang operasi, tetapi juga mengurangi biaya yang terkait dengan waktu operasi yang lebih lama dan penggunaan sumber daya yang lebih banyak (Swiss Medical Journal, 2023).

Halaman Selanjutnya
img_title