Mengapa Socrates Percaya "Kehidupan yang Tidak Diperiksa Tidak Layak Dijalani"?

Socrates
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATA - Socrates, seorang filsuf besar Yunani Kuno, dikenal karena banyak pemikirannya yang mendalam dan filosofis. Salah satu pernyataannya yang paling terkenal adalah "kehidupan yang tidak diperiksa tidak layak dijalani" ("The unexamined life is not worth living"). Pernyataan ini tidak hanya mencerminkan esensi ajarannya tetapi juga menjadi simbol dari pandangannya tentang bagaimana manusia seharusnya hidup. Tetapi, mengapa Socrates begitu yakin bahwa kehidupan tanpa refleksi dan pemeriksaan diri tidak bernilai? Apa yang mendasari keyakinannya tersebut, dan bagaimana konsep ini relevan hingga hari ini?

Kebahagiaan Menurut Socrates: Apa yang Dicari Banyak Orang Tapi Tak Pernah Ditemukan?

Makna "Kehidupan yang Tidak Diperiksa"

Ungkapan Socrates tersebut pertama kali dikenal publik ketika ia menyampaikan pembelaannya dalam pengadilan di Athena pada tahun 399 SM. Dalam pengadilan itu, Socrates diadili atas tuduhan merusak pemuda Athena dan tidak menghormati dewa-dewa kota. Ia menolak untuk memohon ampunan atau menunjukkan penyesalan. Sebaliknya, ia dengan tegas menyatakan bahwa kehidupan yang dijalani tanpa pemeriksaan diri tidak layak dijalani.

Mengapa Socrates Percaya Kebahagiaan Hanya Bisa Dicapai Lewat Kebajikan, Bukan Kekayaan?

Bagi Socrates, "kehidupan yang diperiksa" adalah kehidupan di mana seseorang terus-menerus mengajukan pertanyaan-pertanyaan mendalam tentang dirinya sendiri, nilai-nilainya, tindakannya, serta alam semesta di sekitarnya. Ini bukan hanya soal mempertanyakan hal-hal yang ada, tetapi lebih dari itu, ini tentang mencari kebenaran yang lebih tinggi dan pemahaman yang lebih mendalam. Dengan demikian, kehidupan tanpa refleksi atau introspeksi adalah kehidupan yang tidak terarah dan hampa makna.

Filosofi Socrates tentang Kebijaksanaan

Socrates: Rahasia Kebahagiaan Sejati yang Tak Tergantung pada Harta dan Kekuasaan

Socrates percaya bahwa kebijaksanaan sejati hanya bisa dicapai melalui pencarian terus-menerus akan pengetahuan dan pemahaman. Ia menekankan bahwa manusia harus berusaha untuk mengetahui diri mereka sendiri, yang dikenal dengan frasa Yunani terkenal "Gnothi Seauton" atau "Kenali Dirimu Sendiri." Bagi Socrates, pengetahuan tentang diri sendiri adalah langkah pertama menuju kebijaksanaan.

Dalam pandangannya, banyak orang hidup dengan asumsi dan keyakinan yang tidak pernah mereka periksa. Mereka menerima nilai-nilai sosial, norma, dan tradisi tanpa pernah mempertanyakan apakah nilai-nilai tersebut benar atau pantas untuk diikuti. Socrates mendorong orang untuk berpikir kritis tentang keyakinan mereka, untuk menantang asumsi yang ada, dan untuk selalu mencari kebenaran yang lebih dalam.

Pentingnya Pertanyaan dan Dialog

Socrates dikenal dengan metode pengajaran unik yang disebut "Metode Socrates." Ini melibatkan serangkaian pertanyaan yang dirancang untuk mengeksplorasi ide-ide kompleks dan mengungkap kontradiksi dalam pemikiran seseorang. Melalui dialog dan pertanyaan ini, ia menantang orang-orang untuk melihat bahwa apa yang mereka anggap sebagai pengetahuan sering kali hanya pendapat yang tidak berdasar.

Dengan memaksa orang untuk mengajukan pertanyaan tentang keyakinan mereka sendiri, Socrates berharap mereka akan menyadari ketidaktahuan mereka dan terdorong untuk mencari pengetahuan yang lebih dalam. Baginya, ini adalah satu-satunya cara untuk mencapai kebijaksanaan sejati. Tanpa proses refleksi dan pemeriksaan diri ini, manusia tetap terjebak dalam keyakinan yang keliru dan kehidupan yang tanpa arah.

Keberanian Moral dalam Menghadapi Kebenaran

Kehidupan yang diperiksa juga memerlukan keberanian moral yang besar. Dalam pengadilan yang akhirnya menyebabkan hukuman matinya, Socrates menolak untuk meninggalkan prinsipnya. Meskipun ia tahu bahwa mempertahankan keyakinannya akan berujung pada kematian, ia memilih untuk tetap berpegang pada apa yang ia yakini sebagai kebenaran. Socrates percaya bahwa menjalani kehidupan dengan mengikuti prinsip-prinsip moral dan kebenaran lebih penting daripada bertahan hidup dengan mengorbankan integritas.

Keberanian untuk terus memeriksa dan mengevaluasi keyakinan diri, meskipun ada konsekuensi yang berat, menunjukkan bahwa kehidupan yang diperiksa bukanlah sekadar konsep filosofis, tetapi juga cara hidup yang menuntut dedikasi dan komitmen total terhadap kebenaran.

Relevansi di Dunia Modern

Pandangan Socrates tentang pentingnya pemeriksaan diri dan refleksi tetap relevan hingga hari ini. Di dunia modern, di mana informasi sering kali berlimpah namun tidak selalu akurat, sikap kritis dan keinginan untuk mencari kebenaran sangatlah penting. Banyak dari kita mungkin terjebak dalam pola pikir dan keyakinan yang sudah ada tanpa pernah mempertanyakannya. Dalam konteks ini, ajaran Socrates menantang kita untuk tidak menerima sesuatu begitu saja, melainkan untuk terus-menerus mengevaluasi, mempertanyakan, dan mencari kebenaran.

Lebih jauh lagi, dalam era media sosial dan berita palsu, kemampuan untuk memeriksa informasi dan nilai-nilai yang diterima menjadi sangat penting. Kehidupan yang diperiksa berarti menjadi sadar akan sumber informasi kita, meragukan asumsi yang tidak berdasar, dan berusaha untuk tetap berpikir kritis.

Warisan Socrates bagi Filsafat dan Kemanusiaan

Warisan Socrates, terutama ajarannya tentang kehidupan yang diperiksa, tetap hidup dalam karya-karya muridnya, seperti Plato dan Aristoteles, serta dalam pemikiran filosofis hingga saat ini. Filsafat modern, dengan caranya sendiri, terus menerus menggali pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang kehidupan, moralitas, dan eksistensi manusia — sesuatu yang pertama kali didorong oleh Socrates.

Dengan mengajarkan bahwa kehidupan yang tidak diperiksa tidak layak dijalani, Socrates tidak hanya memberikan kita alat untuk berpikir secara kritis, tetapi juga mengajak kita untuk menjalani hidup dengan keberanian, integritas, dan tekad untuk selalu mencari kebenaran. Di dunia yang penuh dengan tantangan dan perubahan, pesan Socrates ini tetap menjadi pedoman berharga bagi kita semua.

Socrates mengajarkan kepada kita pentingnya introspeksi dan pencarian kebenaran sebagai inti dari kehidupan manusia. Dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kritis dan mempertanyakan keyakinan yang ada, kita dapat menemukan makna sejati dari keberadaan kita dan hidup dengan kejujuran moral. Kehidupan yang diperiksa, seperti yang diyakini oleh Socrates, adalah satu-satunya kehidupan yang benar-benar layak dijalani.