Cara Menggunakan Stoikisme untuk Mengatasi Stres dan Gangguan dalam Kehidupan Sehari-Hari
- Image Creator/Handoko
Stoikisme mengajarkan konsep "Amor Fati", atau cinta terhadap takdir. Ini berarti menerima semua yang terjadi dalam hidup, baik itu baik atau buruk, sebagai bagian dari takdir yang harus kita hadapi. Daripada melawan atau menolak kenyataan yang sulit, Stoik mengajarkan kita untuk menerima kenyataan tersebut dan berusaha menemukan hikmah di balik setiap peristiwa.
Misalnya, jika Anda menghadapi kegagalan dalam proyek kerja, daripada terpuruk dalam kekecewaan, Anda dapat menerima kegagalan tersebut sebagai pelajaran berharga yang bisa membantu Anda tumbuh dan berkembang. Sikap ini memungkinkan Anda untuk menghadapi kehidupan dengan lebih kuat dan tangguh.
4. Meminimalisir Gangguan Digital
Salah satu sumber stres terbesar di era modern adalah gangguan digital. Notifikasi yang tak henti-hentinya dari media sosial, email, dan pesan instan dapat membuat kita merasa tertekan dan kehilangan fokus. Filosofi Stoik mengajarkan kita untuk hidup dengan sederhana dan fokus pada hal-hal yang penting.
Anda bisa menerapkan prinsip Stoik dengan meminimalisir penggunaan gadget. Cobalah untuk menetapkan waktu tertentu dalam sehari di mana Anda benar-benar terlepas dari perangkat digital, misalnya dengan menetapkan jam "tanpa ponsel" sebelum tidur atau saat makan. Dengan demikian, Anda bisa mengurangi stres yang disebabkan oleh gangguan digital dan fokus pada hal-hal yang lebih berarti.
5. Menghadapi Ketidakpastian dengan Ketenangan
Stoikisme mengajarkan bahwa ketidakpastian adalah bagian dari kehidupan yang tak terhindarkan. Daripada terjebak dalam ketakutan dan kekhawatiran tentang masa depan, Stoik mengajak kita untuk menghadapi ketidakpastian dengan ketenangan dan keberanian. Para Stoik percaya bahwa dengan mempersiapkan diri secara mental untuk menghadapi tantangan, kita dapat lebih tenang ketika hal-hal tak terduga terjadi.