Cara Menggunakan Stoikisme untuk Mengatasi Stres dan Gangguan dalam Kehidupan Sehari-Hari

Zeno dari Citium
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

1. Fokus pada Apa yang Dapat Anda Kendalikan

Seneca: "Bukan Seberapa Lama, tetapi Seberapa Baik Kita Hidup yang Utama"

Prinsip utama Stoikisme adalah membedakan antara hal-hal yang berada dalam kendali kita dan hal-hal yang tidak. Banyak stres yang kita alami berasal dari kekhawatiran tentang hal-hal di luar kendali kita, seperti opini orang lain, kondisi cuaca, atau peristiwa global. Dengan mengadopsi pendekatan Stoik, kita bisa belajar untuk menerima hal-hal tersebut dengan ketenangan dan berfokus pada apa yang benar-benar bisa kita ubah, seperti sikap kita, tindakan kita, dan cara kita bereaksi terhadap situasi.

Contoh praktisnya adalah ketika menghadapi kritik di tempat kerja. Alih-alih merasa tertekan atau marah, filosofi Stoik mengajarkan kita untuk menerima kritik dengan tenang, mengevaluasi apakah itu valid, dan memperbaiki diri berdasarkan hal-hal yang kita kontrol.

Zeno dari Citium: “Keborosan Adalah Penghancur Dirinya Sendiri”

2. Melatih Kesadaran Diri (Self-Reflection)

Para filsuf Stoik percaya pada pentingnya refleksi diri yang rutin. Marcus Aurelius, dalam karyanya "Meditations", sering kali menulis tentang pentingnya meluangkan waktu setiap hari untuk merenungkan tindakan dan pikiran kita. Melalui refleksi diri, kita dapat mengevaluasi apakah kita telah hidup sesuai dengan nilai-nilai kita, dan apakah kita telah bereaksi secara bijaksana terhadap tantangan hidup.

Seneca: “Pikiran yang Gelisah Akan Masa Depan Adalah Pikiran yang Sengsara”

Di dunia modern, Anda bisa menerapkan refleksi diri ini dengan membuat jurnal harian, di mana Anda mencatat apa yang telah Anda pelajari dari pengalaman sehari-hari dan bagaimana Anda bisa memperbaiki diri. Praktik ini membantu Anda menjaga keseimbangan emosi dan menghadapi stres dengan lebih bijak.

3. Berlatih Penerimaan (Amor Fati)

Halaman Selanjutnya
img_title