Metode Socratic: Bagaimana Pertanyaan Kritis Socrates Membentuk Filsafat dan Pendidikan Modern
- Image Creator/Handoko
Aristoteles, yang merupakan murid Plato, melanjutkan tradisi ini meskipun ia mengembangkan sistem pemikiran yang berbeda. Namun, pengaruh dari Socrates dan metode bertanya kritisnya tetap dapat ditemukan dalam logika dan metode ilmiah yang dikembangkan oleh Aristoteles.
Aplikasi dalam Pendidikan Modern
Tidak hanya dalam filsafat, metode Socratic juga membentuk dasar dari banyak metode pengajaran di dunia pendidikan modern. Pendekatan ini sering digunakan dalam pendidikan tinggi, khususnya dalam bidang hukum, ilmu sosial, dan humaniora. Metode ini memaksa siswa untuk terlibat aktif dalam proses belajar melalui pertanyaan-pertanyaan yang memancing pemikiran kritis dan analisis mendalam.
Dalam pendidikan hukum, khususnya di negara-negara seperti Amerika Serikat, metode ini menjadi bagian penting dari pengajaran. Di kelas-kelas hukum, pengajar sering menggunakan metode Socratic untuk menantang siswa dalam menganalisis kasus, menemukan kelemahan dalam argumen, dan mempertanyakan asumsi-asumsi dasar dalam undang-undang.
Dengan mengajukan pertanyaan yang dirancang untuk mengeksplorasi berbagai sudut pandang, metode ini membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis, yang sangat penting dalam profesi hukum. Alih-alih sekadar menghafal peraturan atau fakta, metode ini mendorong siswa untuk berpikir lebih mendalam tentang dasar dari aturan hukum itu sendiri dan bagaimana aturan tersebut diaplikasikan dalam situasi nyata.
Tantangan dalam Menggunakan Metode Socratic
Namun, meskipun metode Socratic sangat efektif dalam membangun pemikiran kritis, penggunaannya tidak selalu mudah. Salah satu tantangan utama adalah bahwa metode ini membutuhkan waktu dan keterlibatan yang mendalam dari semua pihak yang terlibat. Prosesnya bisa lambat dan memakan waktu, karena menuntut individu untuk merenungkan setiap pertanyaan sebelum memberikan jawaban yang lebih dalam.