Inilah Pandangan Socrates tentang Kematian dan Keabadian Jiwa
- Image Creator/Handoko
Socrates mengajukan beberapa argumen untuk mendukung pandangannya tentang keabadian jiwa. Salah satu argumen yang terkenal adalah argumen dari keabadian. Ia berpendapat bahwa segala sesuatu yang memiliki kehidupan berasal dari hal-hal yang tidak hidup dan bahwa kehidupan adalah proses yang terus-menerus dari kematian dan kelahiran kembali. Oleh karena itu, jiwa, sebagai sumber kehidupan, haruslah abadi dan tidak dapat dihancurkan.
Argumen lain yang diajukan Socrates adalah argumen dari kenangan (anamnesis). Ia menyatakan bahwa belajar adalah proses mengingat kembali pengetahuan yang sudah dimiliki jiwa sebelum lahir. Dengan demikian, jiwa harus sudah ada sebelum tubuh, dan karena itu, ia tidak mungkin binasa ketika tubuh mati.
Implikasi Etis dari Pandangan Socrates
Pandangan Socrates tentang kematian dan keabadian jiwa memiliki implikasi etis yang signifikan. Jika jiwa abadi dan akan terus ada setelah kematian, maka tindakan kita di dunia ini memiliki dampak yang jauh lebih besar. Socrates mendorong orang untuk menjalani kehidupan yang berbudi luhur dan mencari kebijaksanaan, karena kebajikan dan pengetahuan adalah hal-hal yang akan tetap bersama jiwa setelah kematian.
Dalam "Apology," Socrates menyatakan bahwa ia tidak takut mati karena ia percaya bahwa jiwa yang baik akan mendapatkan imbalan yang baik setelah kematian. Ia melihat kematian sebagai transisi menuju keadaan yang lebih baik bagi jiwa yang telah menjalani hidup dengan kebajikan. Pandangan ini memberikan penghiburan dan keberanian bagi mereka yang menghadapi kematian, serta mendorong mereka untuk hidup dengan integritas dan kebijaksanaan.
Relevansi Pandangan Socrates Saat Ini
Meskipun pandangan Socrates tentang jiwa dan kematian berasal dari ribuan tahun yang lalu, banyak aspek dari ajarannya yang tetap relevan hingga hari ini. Pemikiran tentang jiwa yang abadi dan pentingnya menjalani kehidupan yang berbudi luhur terus menjadi topik diskusi dalam filsafat, teologi, dan psikologi. Ajarannya mengingatkan kita akan pentingnya refleksi diri dan pencarian makna dalam kehidupan kita.