Bagaimana Asian Value Mempengaruhi Politik di Indonesia, Berikut Penjelasannya
- Image Creator/Handoko
Malang, WISATA - Dalam beberapa waktu terakhir, konsep "Asian Value" atau "Nilai-nilai Asia" kembali menjadi perbincangan hangat di kalangan warganet Indonesia. Asian Value mengacu pada serangkaian nilai budaya dan etika yang dianggap dominan di negara-negara Asia, seperti kolektivisme, harmoni sosial, penghormatan terhadap otoritas, dan prioritas terhadap stabilitas dan pembangunan ekonomi. Artikel ini akan mengulas bagaimana Asian Value mempengaruhi politik di Indonesia dan implikasinya terhadap dinamika sosial dan pemerintahan di tanah air.
Pengertian Asian Value
Asian Value pertama kali mendapat perhatian luas pada akhir abad ke-20, terutama melalui pandangan tokoh-tokoh politik seperti Lee Kuan Yew dari Singapura dan Mahathir Mohamad dari Malaysia. Mereka berpendapat bahwa nilai-nilai Barat seperti individualisme dan kebebasan penuh tidak selalu sesuai untuk negara-negara Asia yang memiliki konteks budaya dan sejarah berbeda. Asian Value menekankan pentingnya komunitas, keluarga, harmoni sosial, serta stabilitas politik dan ekonomi.
Sejarah dan Relevansi Asian Value di Indonesia
Sejarah
Indonesia, sebagai negara dengan keragaman budaya dan etnis yang kaya, memiliki warisan nilai-nilai tradisional yang kuat. Sejak masa pra-kemerdekaan hingga era modern, nilai-nilai seperti gotong royong (kerja sama), musyawarah untuk mufakat, dan penghormatan terhadap pemimpin telah menjadi bagian penting dari budaya politik dan sosial Indonesia.
Pada era Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto, prinsip-prinsip yang mirip dengan Asian Value diterapkan secara ketat. Stabilitas politik, pembangunan ekonomi, dan penghormatan terhadap otoritas menjadi prioritas utama pemerintah. Meskipun berhasil mencapai kemajuan ekonomi yang signifikan, pendekatan ini juga mendapat kritik karena mengekang kebebasan politik dan hak asasi manusia.