Materialisme ala Tan Malaka: Apakah Masih Relevan di Tengah Kehidupan Digital?
- Cuplikan layar
Tan Malaka menyaksikan sendiri bagaimana rakyat Indonesia di zaman kolonial hidup dalam penderitaan, tapi tak diberi alat untuk memahami penyebab penderitaan itu secara rasional. Banyak yang menerima nasib karena merasa itu “sudah kehendak Tuhan”.
Melalui pendekatan materialisme, ia ingin:
1. Membebaskan rakyat dari fatalisme.
2. Memberikan penjelasan ilmiah dan masuk akal atas penderitaan sosial.
3. Mengarahkan perjuangan rakyat pada perubahan kondisi nyata, bukan janji-janji surga.
Bagi Tan Malaka, berpikir materialis adalah syarat untuk membangun bangsa yang maju dan merdeka.
Apakah Materialisme Masih Relevan di Era Digital?
Pertanyaan besar pun muncul: Bagaimana materialisme bisa dipraktikkan di zaman di mana "realitas" dikuasai oleh algoritma, filter media sosial, dan realitas virtual?
Jawabannya: justru lebih relevan dari sebelumnya.