Misteri Pembunuhan di Balik Biara: Menyelami Dunia Abad Pertengahan dalam 'The Name of the Rose'

The Name of the Rose
Sumber :
  • Tangkapan layar

Racun yang digunakan dalam pembunuhan tersebut merupakan elemen yang menghubungkan antara pengetahuan terlarang dan bahaya yang timbul darinya. Sebagai tambahan, Eco mengacu pada karya Mathieu Joseph Bonaventure Orfila yang menjelaskan tentang berbagai jenis racun yang berasal dari dunia mineral, tumbuhan, dan hewan, termasuk Datura, belladonna, dan hemlock. Racun tersebut, yang dengan cerdik digunakan oleh sang pembunuh, menjadi simbol dari bahaya pengetahuan yang tidak dikendalikan.

William dari Baskerville: Detektif Filosofis dalam Misteri Abad Pertengahan

Simbolisme Mawar: Filosofi Kehilangan dan Kenangan

Mawar dalam The Name of the Rose bukan hanya sekadar simbol, tetapi juga merupakan kunci untuk memahami makna yang lebih dalam dalam novel ini. Judul novel ini, The Name of the Rose, mengacu pada simbolisme mawar yang dalam sejarah dan budaya Barat sering dikaitkan dengan berbagai makna, termasuk cinta, kematian, dan kebijaksanaan. Mawar dalam novel ini menjadi representasi dari hal-hal yang hilang dan tak terjangkau oleh waktu.

Kaum Sofis vs Socrates: Adu Filosofi tentang Kebenaran dan Kebijaksanaan

Kalimat terakhir dalam novel, Stat rosa pristina nomine, nomina nuda tenemus, yang diterjemahkan sebagai "Mawar dari masa lalu hanya tersisa namanya; kita hanya memiliki nama-nama kosong," menggambarkan tema utama dari novel ini, yakni tentang kehilangan dan kenangan yang terkubur dalam sejarah. Mawar yang awalnya simbol dari sesuatu yang hidup, kini hanya menyisakan namanya saja, mengingatkan kita akan kefanaan dan keterbatasan manusia dalam mengingat sejarah.

Menggali Filsafat dan Teologi dalam Novel Ini

Apakah Kaum Sofis adalah Penjilat atau Pelopor Demokrasi? Debat Tak Berujung

Di balik plot misteri yang menyelimuti, The Name of the Rose adalah sebuah karya yang penuh dengan kajian filsafat dan teologi. Eco, seorang ahli semiotika dan filsuf, memadukan berbagai teori intelektual dalam narasi ini. Novel ini tidak hanya mengisahkan pembunuhan, tetapi juga sebuah perdebatan antara dua pandangan dunia yang sangat berbeda: agama dan ilmu pengetahuan. Dalam dunia abad pertengahan, gereja memiliki kekuasaan yang sangat besar, sementara pengetahuan sering dianggap sebagai ancaman terhadap otoritas gereja.

William dari Baskerville mewakili pandangan ilmiah dan rasional, sementara beberapa tokoh dalam novel mewakili kekuatan gereja yang lebih dogmatis. Perdebatan antara kedua dunia ini tidak hanya terjadi dalam dialog antar karakter, tetapi juga tercermin dalam peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam biara. Pembunuhan yang terjadi merupakan metafora dari pertarungan antara pengetahuan yang diterima secara formal dan pengetahuan yang dianggap terlarang oleh gereja.

Halaman Selanjutnya
img_title