Mengenal Stuart Hall: Bapak Kajian Budaya Modern yang Merevolusi Cara Kita Memahami Dunia

Stuart Hall: Bapak Kajian Budaya Modern
Sumber :
  • Tangkapan layar

Jakarta, WISATA - Stuart Hall adalah salah satu tokoh intelektual paling berpengaruh dalam bidang kajian budaya modern. Pemikirannya membuka wawasan baru tentang hubungan antara budaya, media, dan kekuasaan, yang menjadikannya sebagai pelopor dalam membangun studi budaya sebagai disiplin akademis yang diakui secara global. Artikel ini akan membahas perjalanan hidup Stuart Hall, latar belakang pendidikannya, dan kontribusinya yang luar biasa dalam dunia intelektual.

10 Kutipan Terbaik dari Karya Ikonik Leila S. Chudori: Pulang (2012) – Kisah tentang Pengasingan dan Kerinduan Tanah Air

Awal Kehidupan dan Pendidikan

Stuart McPhail Hall lahir pada 3 Februari 1932 di Kingston, Jamaika. Ia tumbuh dalam lingkungan kelas menengah atas yang didominasi oleh budaya kolonial Inggris. Hall sering menggambarkan masa kecilnya sebagai periode yang penuh kontradiksi, di mana identitasnya sebagai orang Jamaika sering bertentangan dengan nilai-nilai kolonial yang ia pelajari.

Mendalami Karya Sastra Indonesia: Novel Pulang Karya Leila S. Chudori dan Makna di Balik Eksil Politik

Setelah menyelesaikan pendidikan menengah, Hall mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi ke Inggris. Ia belajar di Universitas Oxford, salah satu institusi pendidikan paling bergengsi di dunia, dan mendalami sastra Inggris. Meski demikian, fokus Hall segera bergeser ke isu-isu sosial dan politik, yang memicunya untuk terlibat dalam gerakan anti-rasisme dan anti-kolonialisme di Inggris.

Kontribusi dalam Kajian Budaya

Indonesia Perkuat Posisi di Industri Drone Global Melalui Indonesia Drone Expo

Stuart Hall dikenal luas sebagai salah satu pendiri Kajian Budaya Birmingham (Birmingham Centre for Contemporary Cultural Studies) pada tahun 1964. Bersama tokoh lainnya, ia menciptakan pendekatan baru dalam memahami budaya sebagai medan perjuangan kekuasaan dan makna. Kajian budaya, menurut Hall, bukan hanya tentang seni atau kesenian, melainkan juga tentang bagaimana ideologi, kekuasaan, dan identitas terbentuk dan dipertahankan melalui praktik budaya sehari-hari.

Di bawah kepemimpinannya, Kajian Budaya Birmingham menjadi pusat intelektual yang revolusioner, menghasilkan banyak teori dan konsep yang kini menjadi dasar dalam analisis budaya dan media. Salah satu teori terpenting yang diperkenalkan oleh Hall adalah Encoding/Decoding, yang menjelaskan bagaimana pesan dalam media tidak diterima secara pasif oleh audiens, melainkan diinterpretasikan berdasarkan konteks sosial dan budaya masing-masing individu.

Halaman Selanjutnya
img_title