SRAGEN: Terobosan Baru...Abon Nangka, Cita Rasa Baru yang Menggugah Selera
- sragenkab.go.id
Sragen, WISATA – Abon merupakan makanan ringan yang menggugah selera.
Pada umumnya, abon terbuat dari daging ayam, maupun daging sapi.
Namun jangan salah, seorang warga Desa Jirapan, RT 38 RW 03, Kecamatan Masaran, bernama Naryo, berhasil menemukan ide baru mengubah buah nangka menjadi makanan unik, yaitu abon nangka.
Abon nangka terbilang baru, dan menjadi salah satu makanan yang digemari oleh warga Desa Jirapan.
“Berawal dari nangka hasil kebun sendiri yang berbuah melimpah hampir ratusan, sudah dibagikan ke tetangga tetapi buah nangka masih banyak, kemudian saya berinisiatif untuk membuat abon nangka," ujar Naryo (2/11/2024).
Cita rasa abon nangka, sudah tidak diragukan lagi.
Tidak hanya warga Jirapan yang menyukai, warga Bangunharjo juga banyak yang memesan produksi abon nangka tersebut.
Abon nangka yang dijual, diberi nama “Abon Nangka Muda Pak Endut”.
“Nangka yang digunakan dalam pembuatan abon nangka itu adalah nangka yang masih muda, proses pembuatannya juga mudah, nangka dikupas lalu dibersihkan, setelah itu dikukus, kemudian dipisahkan antara daging nangka dengan bijinya,” ujar Naryo.
Buah nangka yang diproduksi menjadi abon, merupakan perpaduan rasa gurih yang menyatu.
Untuk menarik konsumen, ia juga menambah rasa abon nangka, ada yang pedas, asin, manis, tergantung dari selera konsumen.
Naryo yang sehari-harinya adalah pekerja proyek bangunan, masih kewalahan dalam memenuhi pesanan konsumen.
Menurutnya, pesanan abon nangka dilakukannya disela-sela tidak bekerja, sehingga jika ada proyek, banyak pesanan abon yang tidak dapat dipenuhi.
Proses pembuatan abon terbilang sangat sederhana, namun karena keterbasanan dana, tidak ada alat maupun mesin khusus yang digunakan dalam pembuatan abon.
Konsepnya, abon nangka rumahan, maka alat yang digunakan pun seadanya.
Agar terlihat lebih menarik dan kekinian, abon nangka dikemas dengan menggunakan plastik klip atau ziplock.
“Saat ini, kami baru memproduksi abon nangka hanya 20 stok dalam sehari. Namun abon ini sudah dijual sampai Boyolali dan Jombang. Harga jualnya juga sangat murah, satu bungkus harganya Rp6.000. Jika mengambil sendiri ke rumah, harganya menjadi Rp5000/pcs. Karena usaha baru, omzet yang dihasilkan cukup untuk kebutuhan sehari-hari,” imbuh Naryo.
Ke depan, Naryo berencana mempromosikan usaha abonnya melalui media sosial.
(Sumber: sragenkab.go.id)