INFO HAJI 2024: Cuaca di Makkah Panas, Beberapa Jemaah Terserang Pneumonia, Dispepsia dan Demensia

57 Jemaah Haji Jalani Rawat Inap di Makkah (28/5/2024)
Sumber :
  • kemenag.go.id

Makkah, WISATA – Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, dr. Enny Nuryanti mengungkapkan, cuaca panas di Arab Saudi saat ini, rata-rata mencapai suhu 39-43 derajat celsius.

Kondisi ini dapat memicu timbulnya beberapa penyakit terutama penyakit pernapasan.

Pneumonia terjadi, berawal dari infeksi saluran pernafasan atas atau Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), bisa dipicu cuaca panas. Selain itu, kebanyakan jemaah haji saat beribadah, tak bisa menghindarkan diri dari kerumunan, sehingga mudah tertular ISPA,” ucapnya di Makkah, Selasa (28//5/2024).

Karena itu dr. Enny mengimbau, jemaah haji untuk tetap mengenakan masker saat beribadah atau beraktivitas.

“Jemaah diimbau tetap memakai masker di luar prosesi ibadah tawaf saat umrah wajib. Masker sangat penting sebagai benteng pertahanan diri jemaah dari penyakit,” ucapnya.

"Jadi, saat di tempat umum, wajib pakai masker. Apalagi para lansia, mereka bisa lebih rentan karena kondisi tubunya," lanjut dr. Enny.

INFO HAJI 2024: Jemaah Lansia Harus Hindari Kelelahan dan Dehidarasi untuk Cegah Demensia

Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, dr Enny Nuryanti

Photo :
  • kemenag.go.id
Tak hanya masker, dr. Enny juga mengimbau pada jemaah haji untuk tetap menjaga imun tubuh dengan banyak mengonsumsi vitamin dan makanan bergizi.

Selain itu, istirahat yang cukup, serta minum air putih dan oralit untuk menjaga cairan tubuh.

“Jadi, banyak-banyak minum air putih serta minum oralit, juga diperlukan untuk memenuhi cairan tubuh. Dan yang paling penting itu, berhenti merokok bagi yang merokok,” saran dr. Enny.

Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah mencatat, ada 57 jemaah haji yang saat ini masih dirawat inap karena 3 penyakit dominan, yaitu pneumonia, dispepsia atau keluhan lambung dan demensia.

KKHI juga mencatat sejak 20 Mei 2024, KKHI menerima 137 pasien rawat jalan.

“Kebanyakan pasien tergolong lansia. Sama dengan yang rawat inap, kasus terbanyak Pneumonia, disusul hipertensi dan demensia,” ujarnya.

(Sumber: kemenag.go.id)