WAISAK: 32 Bhikkhu Thudong Turut Merayakan Waisak 2568 BE di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah

Para Bhiku Melakukan Ritual Pengambilan Api Dharma
Sumber :
  • kemenag.go.id

Magelang, WISATA – Perayaan Tri Suci Waisak 2568 BE/2024 yang dipusatkan di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, akan diramaikan oleh para Bhikkhu Thudong.

Bhikkhu Thudong terdiri dari 32 orang yang sudah melakukan perjalanan sejak tahun lalu dari Thailand, dan tiba di Candi Borobudur pada 20 Mei 2024.

Detik-detik Waisak akan jatuh pada hari Kamis, 23 Mei 2024 pukul 20:52:42 WIB.

Sejak tiba di Candi Borobudur, para Bhikkhu Thudong ini mengikuti seluruh rangkaian kegiatan perayaan Waisak.

Hari Selasa, mereka ikut dalam pengambilan Api Dharma di Mrapen, Jawa Tengah.

Mulai 1 Juni 2025, SIM Indonesia Berlaku di Negara Asia Tenggara, Yuhuuu....

Api Dharma

Photo :
  • kemenag.go.id
Para Bhikkhu Thudong, perwakilan majelis, serta ratusan masyarakat Budha memanjatkan doa dan ritual dalam pengambilan api Dharma.

Sedangkan pada hari Rabu, mereka akan mengambil air suci di Umbul Jumprit, Temanggung.

“Hari ini (Selasa - red.) kita saksikan para Bhikkhu Thudong dan perwakilan majelis Budha serta masyarakat Budha melakukan ritual dan pembacaan Paritta sebelum mengambil Api Dharma,” kata Panitia pelaksana puja pengambilan Api Abadi Mrapen, Gunawan saat ditemui di Grobogan, Selasa (21/5/2024).

“Besok pagi (Rabu - red.), para Bhikkhu ini juga akan mengambil air suci di Umbul Jumprit, Temanggung. Bhikkhu Thudong juga turut membersamai hingga puncak perayaan Waisak 2568 BE nanti,” sambung Gunawan.

Gunawan menjelaskan, rangkaian kegiatan Waisak diawali dengan karya bakti ke taman makam pahlawan di seluruh Indonesia pada tanggal 5 Mei 2024.

Selanjutnya mulai tanggal 17 - 23 Mei 2024, ada berbagai kegiatan yang digelar di Candi Borobudur dan sekitarnya.

Dan berikut ini, kegiatan Waisak 2568 BE:

1. Screening pasien dan bakti sosial pengobatan gratis di Vihara GVA Mendut.

2. Seremoni pembukaan bakti sosial pengobatan gratis di Taman Lumbini zona II Candi Borobudur.

3. Kegiatan bakti sosial.

4. Penyambutan Bhikkhu Thudong.

5. Tradisi Mahayana, Nyingma Monlam Chenmo Indonesia di Taman Aksobya Candi Borobudur, puja bakti, dan meditasi malam di Candi Borobudur.

6. Pengambilan Api Dharma di Mrapen, Grobogan dan dilanjutkan dengan ritual pensakralan air di Candi Mendut.

7. Larung pelita purnama Siddhi di Sungai Progo, pradaksina pagi di Candi Borobudur, puja bakti, dan meditasi malam di Candi Borobudur.

8. Pengambilan Air Berkah di Umbul Jumprit, Temanggung dan ritual pensakralan di Candi Mendut.

9, Ada Atthasila di Vihara GVA Mendut, pradaksina pagi di Candi Borobudur, dan pindapata di pelataran Candi Mendut.

10. 3rd Borobudur Peace & Prosperity Festival di Taman Aksobya Candi Borobudur, puja bakti, dan meditasi malam di Candi Borobudur.

11. Festival Bhumi Mandala di Candi Ngawen.

Sementara itu, Direktur Urusan dan Pendidikan Agama Buddha, Nyoman Suriadarma menyatakan, menjelang puncak Waisak 2568 BE pada 23 Mei 2024 malam, akan ada prosesi berjalan dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur.

Hal ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Waisak yang sebelumnya secara bertahap menyemayamkan Api Dharma, yang dilanjutkan dengan mengambil air suci.

“Setelah semua rangkaian dilaksanakan, maka tiba pada malam hari, 23 Mei 2024 (hari ke-4), Puncak Perayaan Waisak 2568 BE,” kata Nyoman Suriadarma usai menerima Api Dharma di Candi Mendut.

Menurut Nyoman, perayaan Waisak di dunia ini merupakan salah satu inti.

Muatannya adalah bagaimana manusia bisa menjadi manusia-manusia yang punya pikiran baik, ucapan baik, tingkah laku yang baik, dan menimbulkan keharmonisan antarsesama.

“Perbuatan baik yang memunculkan keharmonisan itu muncul pada tiap tindakan manusia. Oleh karena itu, setiap ucapan dalam Agama Budha pasti mengucapkan Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitatta, semoga semua mahkluk hidup berbahagia, itu artinya harmonis seluruhnya,” tandas Nyoman.

Bhikkhu Thudong

Dari laman Ditjen Bimas Budha dijelakan, bahwa Thudong adalah perjalanan spiritual yang dilakukan oleh para bhante atau bhikkhu dengan berjalan kaki sepanjang ribuan kilometer.

Bhikkhu Thudong

Photo :
  • kemenag.go.id
Perjalanan religi ini dilakukan untuk mengikuti jejak Sang Budha pada zaman kehidupannya ketika belum ada vihara, tempat tinggal, dan transportasi.

Thudong dilaksanakan dengan cara berjalan kaki hingga masuk ke dalam hutan sambil perenungan.

Sebelum melakukan perjalanan, para biksu harus berdiam diri di suatu tempat dan berpuasa selama empat bulan selama musim hujan.

Bila sudah memasuki musim kemarau atau musim semi, Thudong baru dilaksanakan.

Para Bhikkhu dalam setahun melaksanakan perjalanan selama 4 bulan dari Thailand menuju Indonesia.

Kebetulan karena di Indonesia keberadaan Candi Borobudur yang bertepatan perayaan Hari Raya Waisak 2568 BE.

Melalui perjalanan ini, diharapkan para bhikkhu dapat melatih kesabaran, sebab, Sang Budha mengajarkan bahwa kesabaran adalah praktik dhamma tertinggi.

Sebagai informasi, dharma adalah ajaran mulia yang berisi pedoman moral dan filsafat yang menuntun kita menuju kebahagiaan.

Para bhikkhu terus melakukan meditasi sepanjang perjalanan dan istirahat.

Dalam perjalanannya, para biksu akan mengunjungi tempat-tempat ibadah lintas agama, seperti vihara, kelenteng, hingga pesantren sebagai tempat peristirahatan.

Menurut catatan Google Maps, jarak tempuh dari Nakhon Si Thammarat, Thailand ke Candi Borobudur adalah sekitar 2.797 km.

(Sumber: kemenag.go.id)

Inilah 9 Top Kuliner di Magelang yang Menggoda Selera