Ketegangan Geopolitik dan Resesi Global jadi Tantangan 100 Hari Kerja Prabowo- Gibran Bidang UMKM

Yoyok Pitoyo Ketua Umum KOPITU
Sumber :
  • Handoko/Istimewa

Jakarta, WISATA - Dunia saat ini diwarnai dengan berbagai ketegangan geopolitik, mulai dari konflik Iran-Israel dan negara-negara Arab, ketegangan China-Taiwan, perang Rusia-Ukraina, hingga ketegangan Amerika-China. Ketidakpastian ini tak hanya berdampak pada negara-negara yang terlibat langsung, tetapi juga dirasakan oleh berbagai sektor di seluruh dunia, termasuk UMKM di Indonesia.

6 Tahun KOPITU: Mewujudkan Organisasi UMKM yang Mengakar, Kokoh, dan Terus Bertumbuh

Menurut Ketua Umum Komite Pengusaha Kecil Menegah dan Mikro Indonesia Bersatu (KOPITU) Yoyok Pitoyo, ketegangan geopolitik yang tengah terjadi saat ini akan berdampak nyata terhadap terhadap UMKM Indonesia. Dampak tersebut meliputi: Pertama, Gangguan Rantai Pasokan: Konflik dan sanksi yang terjadi di berbagai negara dapat mengganggu rantai pasokan global, sehingga menyebabkan kelangkaan bahan baku dan kenaikan harga. Hal ini berakibat fatal bagi UMKM yang bergantung pada bahan baku impor, seperti tekstil, elektronik, dan bahan kimia.

Kedua Kenaikan Harga Bahan Bakar: Perang Rusia-Ukraina dan sanksi terhadap Rusia telah menyebabkan lonjakan harga energi global. Hal ini berimbas pada kenaikan harga bahan bakar dan logistik, yang pada gilirannya membebani biaya operasional UMKM.

Inilah Ilustrasi Kenaikan PPN 11% Menjadi 12% oleh Sri Mulyani, yang Akan Berlaku Awal 2025

Ketiga, Ketidakpastian Ekonomi: Ketidakpastian ekonomi global akibat geopolitik dapat menyebabkan fluktuasi nilai tukar mata uang dan inflasi. Hal ini membuat UMKM sulit untuk merencanakan bisnis dan mengelola keuangan mereka secara efektif.

Keempat, Terjadinya Penurunan Permintaan: Penurunan permintaan global untuk produk dan jasa dapat berakibat pada penurunan penjualan UMKM. Hal ini terutama dirasakan oleh UMKM yang mengekspor produknya ke negara-negara yang terkena dampak geopolitik. Dan Terakhir Kelima, Macetnya Pembayaran Angsuran Kredit usaha Rakyat (KUR). Penurunan permintaan serta penutupan usaha UMKM  akan berimplikasi lebih jauh terhadap perbankan akibat macetnya angsuran KUR.

Target Pertumbuhan Ekonomi 8% di Tahun 2028-2029, Realistiskah?

Dijelaskan lebih jauh oleh Yoyok,  ketiga dampak tersebut jika tidak segera diatasi  akan menimbulkan implikasi:  Pertama, Penurunan Pendapatan dan Pertumbuhan: UMKM yang terdampak geopolitik dapat mengalami penurunan pendapatan dan pertumbuhan yang signifikan. Hal ini dapat menyebabkan PHK karyawan, penutupan usaha, dan kemunduran ekonomi secara keseluruhan. Kedua, Penutupan Usaha: UMKM yang tak mampu bertahan di tengah gejolak geopolitik dan krisis ekonomi global berisiko gulung tikar. Hal ini akan berakibat pada hilangnya lapangan pekerjaan dan semakin memperparah angka pengangguran di Indonesia.

Ketiga,  Ketergantungan pada Impor dan Ketidakstabilan Pasar Domestik: Ketergantungan UMKM pada bahan baku dan pasar impor membuat mereka rentan terhadap perubahan geopolitik. Hal ini perlu diatasi dengan diversifikasi sumber bahan baku dan pasar. Sedangkan Ketidakpastian ekonomi global dapat menyebabkan ketidakstabilan pasar domestik, sehingga membuat UMKM sulit untuk berinvestasi dan mengembangkan usahany

Halaman Selanjutnya
img_title