Mengenal Festival Rakik Hias, Tradisi Masyarakat Danau Maninjau yang Miliki Filosofi Mendalam
- IG/sisyai_
Bukittinggi, WISATA – Festival Rakik Hias 2024 di Danau Maninjau, Sumatera Barat, berlangsung dengan meriah. Rakik hias adalah sebuah tradisi yang diadakan setiap tahun oleh masyarakat di sekitar Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Festival ini biasanya dilakukan menjelang malam Lebaran dan dimulai dari pukul 21.00 WIB hingga 01.00 WIB. Namun, pada tahun 2024, festival ini dipindahkan sehari setelah Lebaran karena hujan lebat.
Danau Maninjau terletak di Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat. Danau ini berada sekitar 140 kilometer sebelah utara dari Kota Padang, ibu kota Sumatera Barat, dan 36 kilometer dari Kota Bukittinggi. Danau Maninjau juga dikenal sebagai danau terluas kesebelas di Indonesia.
Di Festival Rakik Hias 2024, ratusan remaja dan anak-anak mengikuti prosesi melepaskan rakit besar yang telah dihiasi ke tengah danau Maninjau. Ada dua rakit besar di tempat terpisah yang menyerupai jam gadang, rumah adat Minangkabau, masjid, dan padati dsb yang telah dihiasi dengan berbagai macam plastik berwarna, diberi lampu warna-warni, dan dilengkapi dengan miniatur-miniatur kultur Minang yang unik seperti naga, lampion, bus, dan kapal kecil.
Selain itu, ada belasan bahkan puluhan meriam-meriam bambu yang menyertai prosesi pelepasan rakit-rakit ini. Meriam bambu ini dibuat dari bambu yang tebal dan berkualitas, lalu diberi air karbit untuk meledakkan meriam-meriam bambu ini.
Festival ini merupakan bentuk gotong royong oleh masyarakat setempat sejak awal bulan Ramadhan, sehingga pada malam takbiran Rakik-Rakik itu sudah siap untuk dilepas ke tengah Danau Maninjau. Festival Rakik Hias juga merupakan bentuk dukungan nyata dari anak nagari terhadap program Pemkab Agam di bidang pariwisata.
Festival Rakik Hias memiliki filosofi yang mendalam dan terkait erat dengan budaya dan adat istiadat masyarakat Minangkabau di sekitar Danau Maninjau. Tradisi ini merupakan bentuk rasa syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah memberikan nikmat. Rakik-rakik ini ditampilkan pada malam, sehingga pemandangan indah dapat disaksikan oleh para warga dan perantau.
Sedangkan hiasan yang digunakan pada rakik-rakik merepresentasikan adat istiadat dan keagamaan di Minangkabau. Tradisi ini juga menunjukkan jiwa gotong-royong dan kekompakan yang terjalin di tengah masyarakat.