Sosrokartono, Kakak Kandung R.A. Kartini: Jurnalis Pejuang Kemerdekaan yang Terlupakan

Sosrokartono
Sumber :
  • Jancokiah

Setelah menyelesaikan pendidikannya di Belanda, Sosrokartono kembali ke tanah air pada tahun 1903. Sosrokartono kemudian bekerja sebagai jurnalis dan aktif dalam berbagai organisasi pergerakan nasional.

9 Orang Sukses di Dunia yang Memulai Kehidupannya dari Nol setelah Jatuh Bangun

Masa kecil dan pendidikan Sosrokartono sangatlah penting dalam membentuk karakter dan pemikirannya. Sosrokartono dikaruniai kecerdasan yang luar biasa dan memiliki semangat juang yang tinggi untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Karir Jurnalistik Sosrokartono yang Cemerlang

Rumi - "Jangan Berduka. Apa Pun yang Hilang Darimu Akan Kembali dalam Bentuk Lain."

Sosrokartono dikenal sebagai jurnalis yang berani dan kritis terhadap pemerintah kolonial Belanda. Ia memulai karir jurnalistiknya di surat kabar De Locomotief di Semarang pada tahun 1901. Di sana, Sosrokartono menunjukkan bakat dan kemampuannya dalam menulis artikel-artikel yang tajam dan kritis.

Perjalanan Karir Jurnalistik Sosrokartono:

  • De Locomotief (1901): Sosrokartono memulai karirnya sebagai redaktur dan kontributor di surat kabar De Locomotief di Semarang. Di sana, ia menulis artikel tentang berbagai isu sosial dan politik, termasuk kritik terhadap pemerintah kolonial Belanda.
  • Bataviaasch Nieuwsblad (1903-1904): Sosrokartono pindah ke Batavia (sekarang Jakarta) dan bergabung dengan surat kabar Bataviaasch Nieuwsblad. Di sana, ia menjadi redaktur dan menulis artikel tentang berbagai peristiwa penting, termasuk Kongres Pemuda ke-1 dan ke-2.
  • The New York Herald (1904-1905): Sosrokartono mendapat kesempatan untuk meliput Perang Boer di Afrika Selatan sebagai koresponden perang untuk The New York Herald. Pengalamannya ini merupakan pengalaman yang berharga dan membuka matanya terhadap realitas kolonialisme dan imperialisme.
  • Oetoesan Hindia (1912-1913): Sosrokartono mendirikan surat kabar Oetoesan Hindia bersama dengan Tjipto Mangoenkoesoemo. Surat kabar ini menjadi corong pergerakan nasional dan sering mengkritik pemerintah kolonial Belanda.
  • Soeara Asia (1923-1924): Sosrokartono mendirikan surat kabar Soeara Asia bersama dengan Abdul Moeis. Surat kabar ini berfokus pada isu-isu internasional dan pergerakan kemerdekaan di Asia.
Makna Kutipan Jalaluddin Rumi "Di Tempat yang Gelap, Jadilah Cahaya"

Prestasi dan Pengaruh Sosrokartono dalam Jurnalistik:

Halaman Selanjutnya
img_title