Indo Defence 2025: Parade Alutsista Canggih yang Mengubah Wajah Pertahanan Indonesia

Ranpur Pandu
Sumber :
  • IG/jforcesofficial

Jakarta, WISATA – Pameran Indo Defence 2025 baru saja berakhir, meninggalkan jejak inovasi yang mengesankan. Dari kendaraan tempur hingga sistem persenjataan mutakhir, industri pertahanan Indonesia semakin menunjukkan tajinya di panggung internasional.

Indo Defence 2025: Buktikan Indonesia Semakin Diperhitungkan dalam Industri Pertahanan Global

Berikut adalah beberapa alutsista yang paling mencuri perhatian dalam ajang ini.

1. Maung V3-EV "Pandu" – Kendaraan Taktis Bertenaga Listrik: PT Pindad kembali membuat gebrakan dengan meluncurkan Maung V3-EV "Pandu", kendaraan taktis bertenaga listrik yang dirancang untuk operasi militer modern. Kendaraan ini memiliki motor listrik berdaya tinggi, mampu melaju dengan kecepatan maksimum 120 km/jam, serta dilengkapi dengan sistem navigasi cerdas untuk operasi di medan berat.

Mengenal Alutsista Baru TNI AL: KRI Hampala-880 dan KRI Lumba-Lumba-881

2. Senapan Serbu SS3-M1 – Modular dan Fleksibel: Senapan serbu SS3-M1 menjadi primadona di segmen persenjataan ringan. Senjata ini memiliki sistem modular, memungkinkan pengguna untuk menyesuaikan konfigurasi sesuai kebutuhan operasi. Dengan kaliber 5.56 mm, SS3-M1 menawarkan akurasi tinggi dan stabilitas optimal, menjadikannya pilihan utama bagi pasukan infanteri.

3. Senjata Anti-Drone SPS-1 – Tameng dari Ancaman Udara: Ancaman drone semakin nyata, dan PT Pindad menjawab tantangan ini dengan SPS-1, senjata anti-drone yang mampu melumpuhkan UAV musuh dalam hitungan detik. Sistem ini bekerja dengan frekuensi elektromagnetik, mengganggu komunikasi dan navigasi drone hingga kehilangan kendali.

Bali International Air Show 2024: Event Spektakuler untuk Tarik Wisata Dirgantara Lokal dan Manca

4. Anoa 6x6 Mortar – Kendaraan Tempur dengan Daya Hancur Tinggi: Varian terbaru dari Anoa 6x6, kini dilengkapi dengan pelontar mortir 81 mm yang memiliki sistem recoil otomatis. Kendaraan ini mampu membawa enam personel, dengan kecepatan maksimum 80 km/jam, serta dilengkapi dengan atap hidrolik untuk memudahkan pengoperasian mortir.

5. Pesawat N-219 – Konektivitas dan Pertahanan Udara: PT Dirgantara Indonesia menghadirkan N-219, pesawat ringan yang kini dikembangkan dalam versi amphibi. Pesawat ini dirancang untuk memperkuat konektivitas wilayah terpencil, sekaligus menjadi bagian dari strategi pertahanan udara Indonesia.

Halaman Selanjutnya
img_title