Cahaya Hati: 25 Kutipan Terbaik dari Mansur al-Hallaj: Ketika ‘Ana al-Haqq’ Menjadi Saksi Puncak Cinta kepada Tuhan
- Image Creator Grok/Handoko
Jakarta, WISATA – Dalam sejarah sufisme, tak banyak tokoh yang begitu melegenda sekaligus kontroversial seperti Mansur al-Hallaj. Ia bukan hanya seorang sufi, tetapi juga seorang penyair mistik, pencinta Tuhan yang melampaui batas-batas nalar dan keberanian manusia biasa. Namanya abadi dalam sejarah karena satu pernyataan yang menggetarkan dunia Islam: “Ana al-Haqq” – “Akulah Kebenaran.”
Bagi sebagian ulama pada zamannya, ucapan itu dianggap sebagai bentuk kesesatan. Namun bagi para pencinta hakikat, kata-kata itu lahir dari kondisi spiritual tertinggi: ketika sang hamba telah luluh dalam Cinta Ilahi, dan tak ada lagi yang tersisa dari dirinya selain Tuhan semata.
Mansur al-Hallaj lahir di Persia pada abad ke-9 dan wafat dalam penderitaan: disalib, dicambuk, lalu dipenggal atas tuduhan bid’ah. Namun dalam kematiannya, justru lahir kehidupan baru—ajaran tentang cinta dan penyatuan total kepada Tuhan. Ia menjadi simbol ekstase spiritual, keberanian, dan ketulusan mutlak dalam mencintai Sang Pencipta.
Berikut adalah 25 kutipan terbaik dan paling menyentuh dari Mansur al-Hallaj, yang tetap relevan untuk direnungkan di zaman modern, saat manusia haus akan makna, kejujuran batin, dan hubungan yang otentik dengan Yang Maha Ada.
1. “Aku adalah Dia yang kucinta, dan Dia yang kucinta adalah aku.”
Sebuah kutipan yang mencerminkan fana'—lenyapnya ego dalam samudera cinta Tuhan.
2. “Ketika cinta menjadi dalam, maka tidak ada lagi yang terpisah.”
Dalam kedalaman cinta, batas antara Tuhan dan hamba menjadi kabur. Yang ada hanya Dia.
3. “Ana al-Haqq! Jika kalian membunuhku karena ucapan ini, kalian telah membunuh kebenaran.”
Ucapan legendaris yang mengubah sejarah spiritual Islam. Hallaj tidak mengaku sebagai Tuhan, tapi sebagai pribadi yang telah kehilangan diri dalam Tuhan.