Kisah Para Sufi: Al-Ghazali, Dari Keraguan Filsafat Menuju Kedalaman Tasawuf yang Menyejukkan
- Image Creator Grok/Handoko
Menemukan Kedamaian dalam Tasawuf
Dalam pengasingan selama bertahun-tahun, Al-Ghazali mendalami tasawuf secara intens. Ia mempelajari hakikat hati, keikhlasan, dan kedekatan dengan Allah. Ia menyadari bahwa ilmu yang sejati bukan hanya bersifat konseptual, tetapi harus dihayati secara spiritual dan dibuktikan dalam laku hidup.
Setelah proses perenungan panjang, ia kembali ke dunia akademis dengan perspektif yang jauh lebih matang dan mendalam. Ia mulai menggabungkan antara rasionalitas ilmiah dan kebijaksanaan spiritual dalam tulisan-tulisannya.
Ihya Ulum al-Din: Mahakarya yang Mendamaikan Akal dan Jiwa
Salah satu karya terbesarnya adalah Ihya Ulum al-Din (Menghidupkan Ilmu-Ilmu Agama), sebuah ensiklopedia keislaman yang tidak hanya membahas hukum-hukum fikih, tetapi juga mengupas aspek moral, psikologis, dan spiritual dari ajaran Islam. Buku ini masih dijadikan rujukan utama dalam dunia Islam hingga hari ini.
Dalam karya ini, Al-Ghazali menekankan pentingnya niat, keikhlasan, introspeksi diri (muhasabah), dan penyucian hati. Ia mengajarkan bahwa agama bukan sekadar ritual, tetapi transformasi batin yang mengarah pada kedekatan dengan Tuhan.
Kritik Terhadap Filsafat dan Rekonsiliasi