Ekonomi AS Terancam Melambat Tajam, Resesi Semakin Dekat Akibat Kebijakan Tarif yang Agresif
- viva.co.id
Jerome Powell, Ketua The Fed, dalam pernyataannya pada Rabu (16/4), menyebutkan bahwa kebijakan tarif Trump bisa menjauhkan target inflasi dan lapangan kerja dari sasaran bank sentral. Ia menekankan bahwa The Fed akan bersikap hati-hati dan menunggu data yang lebih jelas sebelum mengambil langkah moneter lebih lanjut.
Kebijakan Suku Bunga Berpotensi Bertahan Lama
Survei Reuters menunjukkan bahwa 62 dari 101 ekonom memperkirakan The Fed akan mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 4,25% - 4,50% hingga setidaknya bulan Juli. Sekitar dua pertiga dari responden memprediksi bahwa suku bunga pada akhir tahun 2025 masih akan berada pada level 3,75% - 4,00% atau bahkan lebih tinggi.
Sebanyak 35 ekonom bahkan mengantisipasi bahwa pemangkasan suku bunga sebanyak tiga kali atau lebih akan dilakukan pada tahun ini sebagai upaya menjaga keseimbangan antara tekanan harga dan perlambatan ekonomi.
Namun demikian, menurut Kevin Khang, Ekonom Senior di Vanguard, tekanan inflasi akan tetap menjadi prioritas utama. “Tarif yang menyebar luas menjadikan tekanan harga naik sebagai skenario yang sangat mungkin. Karena itu, kami yakin stabilitas harga akan sedikit lebih diprioritaskan dibandingkan lapangan kerja,” tegasnya.
Tingkat Pengangguran Masih Stabil
Di tengah dinamika pertumbuhan dan inflasi yang bergerak cepat, tingkat pengangguran relatif masih stabil. Saat ini, tingkat pengangguran AS berada di angka 4,2 persen dan diperkirakan hanya akan naik sedikit menjadi 4,4 persen tahun ini dan 4,6 persen pada tahun depan. Ini menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja masih menunjukkan daya tahan yang cukup, meskipun tekanan dari sisi lain ekonomi semakin berat.