Setelah Ramadan Berlalu: Menggapai Istiqamah atau Kembali ke Kebiasaan Lama?
- Image Creator Grok/Handoko
Maka, jika setelah Ramadan kita kembali jauh dari Al-Qur’an, meninggalkan shalat sunah, enggan bersedekah, serta kembali dikuasai amarah dan hawa nafsu, tidakkah itu tanda bahwa latihan kita selama Ramadan sia-sia?
Bukankah Ramadan semestinya meninggalkan bekas dalam jiwa, bukan sekadar rutinitas yang berlalu begitu saja?
Cermin Keberhasilan Ramadan
Keberhasilan Ramadan bukanlah seberapa banyak ibadah yang kita lakukan saat itu, tetapi seberapa besar dampaknya setelah ia pergi. Ada beberapa indikator yang bisa menjadi cerminan sejauh mana Ramadan membekas dalam diri kita:
1. Tetap Berpuasa Sunah
Jika Ramadan telah melatih kita menahan diri, maka puasa sunah seperti puasa Syawal, Senin-Kamis, dan Ayyamul Bidh adalah bukti nyata bahwa kita ingin terus berlatih. Rasulullah ﷺ bersabda:
"Barang siapa berpuasa Ramadan kemudian diikuti dengan enam hari di bulan Syawal, maka seakan-akan ia berpuasa sepanjang tahun."
(HR. Muslim)
2. Menjaga Konsistensi Shalat Sunah
Jika selama Ramadan kita terbiasa menjalankan shalat tarawih dan tahajud, maka menjaga shalat sunah setelahnya adalah tanda keteguhan hati. Jangan biarkan malam-malam kita kembali sunyi tanpa sujud di sepertiga malam.