10 Filsuf Barat yang Paling Berpengaruh dan Masih Menjadi Sumber Inspirasi Hingga Era Modern

Socrates
Sumber :
  • Image Creator Grok/Handoko

René Descartes (1596–1650) sering disebut sebagai bapak filsafat modern.
Dikenal dengan pernyataannya, “Cogito, ergo sum” (Aku berpikir, maka aku ada), Descartes menekankan bahwa keraguan metodologis adalah langkah awal menuju penemuan kebenaran.
Pendekatan kritis dan sistematis yang dikemukakannya membuka jalan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dengan menekankan pentingnya rasio dan logika.
Konsep keraguan metodologis yang diperkenalkan Descartes telah mengilhami generasi ilmuwan dan filsuf untuk terus mempertanyakan asumsi dan membangun pengetahuan secara sistematis.

Sastrawan Filsuf yang Karyanya Banyak Menjadi Inspirasi Masyarakat Dunia

5. Immanuel Kant: Fondasi Etika Deontologis dan Rasionalitas Moral

Immanuel Kant (1724–1804) adalah salah satu filsuf paling berpengaruh dalam sejarah pemikiran Barat.
Karya utamanya, Critique of Pure Reason, mencoba menyelaraskan pengetahuan empiris dengan rasionalitas murni.
Kant memperkenalkan konsep imperatif kategoris, sebuah prinsip moral yang mengharuskan setiap tindakan diuji berdasarkan keuniversalan dan keadilan, tanpa pengecualian.
Pemikirannya tidak hanya membentuk dasar etika deontologis, tetapi juga memengaruhi diskursus tentang hak asasi manusia dan keadilan sosial.
Dalam era modern, ajaran Kant tetap relevan sebagai landasan dalam pengambilan keputusan etis di berbagai bidang, mulai dari hukum hingga kebijakan publik.

Kebebasan Berpikir Lahir dari Pengakuan bahwa Kita Tidak Tahu Segalanya: Pelajaran Abadi dari Socrates

6. Friedrich Nietzsche: Kritik terhadap Moralitas Tradisional dan "Kehendak untuk Berkuasa"

Friedrich Nietzsche (1844–1900) dikenal sebagai filsuf yang menyuguhkan pandangan yang radikal terhadap moralitas dan struktur nilai tradisional.
Nietzsche mengkritik nilai-nilai konvensional yang selama ini dianggap mutlak dan mengemukakan konsep “kehendak untuk berkuasa”, yang menggambarkan dorongan fundamental manusia untuk mengatasi keterbatasan dan mencapai potensi maksimal.
Ide "kematian Tuhan" yang dikemukakan Nietzsche merupakan refleksi atas perubahan mendasar dalam nilai-nilai masyarakat modern, menandakan pergeseran dari kepercayaan absolut ke arah individualisme dan penciptaan nilai-nilai baru.
Pemikirannya menginspirasi berbagai aliran pemikiran kontemporer, terutama dalam bidang psikologi, sastra, dan kritik budaya, serta terus memicu perdebatan tentang arti dan tujuan kehidupan.

Socrates: “Orang yang Berpikir Dia Tahu Segalanya Sebenarnya Paling Tidak Tahu” — Peringatan Keras bagi Era Digital

7. John Locke: Pelopor Pemikiran Liberal dan Konsep Hak Asasi Manusia

John Locke (1632–1704) adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah pemikiran politik Barat.
Ia meyakini bahwa setiap manusia dilahirkan dengan hak-hak dasar yang tidak dapat dicabut, seperti hak atas kehidupan, kebebasan, dan properti.
Menurut Locke, peran pemerintah adalah untuk melindungi hak-hak tersebut, dan jika gagal, rakyat berhak menggantinya.
Pemikirannya menjadi dasar bagi teori kontrak sosial dan sistem demokrasi modern, serta berpengaruh besar pada penyusunan konstitusi di berbagai negara.
Di era modern, ide-ide Locke masih menjadi pijakan dalam pembahasan hak asasi manusia dan prinsip-prinsip pemerintahan yang adil dan transparan.

8. Karl Marx: Analisis Sosial dan Kritik terhadap Kapitalisme

Halaman Selanjutnya
img_title