Relativisme Kebenaran: Kaum Sofis dan Pandangan Bahwa Kebenaran Itu Relatif
- Image Creator Grok/Handoko
a. Meningkatnya Disinformasi dan Hoaks
Ketika kebenaran dianggap sebagai sesuatu yang relatif, maka batas antara fakta dan opini menjadi kabur. Banyak informasi yang tidak berdasarkan bukti ilmiah tetap dipercaya oleh sebagian orang karena sesuai dengan keyakinan mereka.
Menurut data dari Reuters Institute Digital News Report 2024, sekitar 57% pengguna internet di dunia pernah terpapar berita palsu dalam setahun terakhir. Di Indonesia, hoaks terkait politik, kesehatan, dan agama mendominasi pemberitaan palsu yang beredar.
b. Polarisasi Opini Publik
Relativisme kebenaran juga menyebabkan masyarakat semakin terpecah dalam kelompok-kelompok yang hanya menerima informasi yang mendukung pandangan mereka sendiri (echo chamber). Hal ini membuat diskusi menjadi semakin sulit karena tidak ada standar kebenaran yang diterima secara umum.
Fenomena ini bisa dilihat dalam berbagai perdebatan, mulai dari pandemi COVID-19 hingga isu politik global. Misalnya, teori konspirasi terkait vaksinasi terus berkembang meskipun sudah ada bukti ilmiah yang kuat mengenai keamanannya.
c. Manipulasi oleh Kelompok Tertentu