Inilah Perbedaan Konsepsi Kebenaran Menurut Socrates Versus Kaum Sofis
- Image Creator/Handoko
Metode dialektika Socrates, yang dikenal sebagai elenchus, merupakan teknik tanya jawab yang bertujuan untuk mengungkap kontradiksi dalam pemikiran lawan bicaranya. Melalui serangkaian pertanyaan yang tajam, Socrates memaksa orang untuk merenungkan dan menguji keyakinan mereka, dengan harapan bahwa pencarian kebenaran sejati dapat terwujud melalui proses kritis ini. Pendekatan ini menekankan bahwa kebenaran adalah sesuatu yang harus dicari dengan tekun dan tidak mudah diterima begitu saja tanpa pemeriksaan yang mendalam.
Implikasi Pencarian Kebenaran Mutlak
Bagi Socrates, kebenaran yang mutlak adalah fondasi bagi kehidupan yang bermoral dan etis. Dengan menemukan kebenaran, seseorang dapat mencapai kebijaksanaan dan hidup sesuai dengan prinsip-prinsip moral yang benar. Pencarian ini dianggap sebagai panggilan hidup yang tidak boleh diganggu oleh kepentingan pribadi atau politik. Dalam konteks modern, semangat Socrates menginspirasi pentingnya berpikir kritis dan verifikasi fakta sebagai dasar dalam membuat keputusan, terutama dalam era di mana informasi dan disinformasi beredar dengan cepat melalui media digital.
Kaum Sofis: Relativisme Kebenaran dan Seni Persuasi
Pendekatan Praktis Kaum Sofis
Berbeda dengan Socrates yang mengejar kebenaran objektif, kaum sofis berpendapat bahwa kebenaran bersifat relatif dan bergantung pada sudut pandang individu. Menurut mereka, apa yang dianggap benar oleh satu orang belum tentu sama dengan yang dianggap benar oleh orang lain. Pendekatan ini memungkinkan para sofis untuk menyusun argumen yang meyakinkan dengan menyesuaikan pesan mereka sesuai dengan audiens yang dihadapi.
Seni Retorika sebagai Alat Persuasi
Kaum sofis sangat menekankan pentingnya retorika—seni berbicara yang persuasif—sebagai alat untuk memenangkan debat dan membentuk opini publik. Mereka mengajarkan tiga komponen utama dalam retorika, yaitu: