Kolaborasi Para Jenius: Peran Einstein, Fermi, dan Bohr dalam Sejarah Bom Atom
- Image Creator/Handoko
Jika Einstein memberikan peringatan, Enrico Fermi adalah sosok yang membangun fondasi teknologi yang membuat bom atom menjadi mungkin.
Pada tahun 1938, bersama Emilio Segrè, Fermi menunjukkan bahwa neutron lambat dapat menyebabkan fisi nuklir, yaitu pemecahan inti atom yang menghasilkan energi besar. Penemuan ini menjadi kunci utama dalam reaksi berantai yang diperlukan untuk menciptakan energi nuklir yang stabil.
Saat Perang Dunia II berlangsung, Fermi berperan penting dalam pengembangan reaktor nuklir pertama di dunia, yang diberi nama Chicago Pile-1. Uji coba yang dilakukan pada 2 Desember 1942 ini menjadi bukti bahwa reaksi berantai nuklir bisa dikendalikan, membuka jalan bagi pemanfaatan energi nuklir untuk bom atom maupun pembangkit listrik di masa depan.
Sebagai ilmuwan utama dalam Proyek Manhattan, Fermi bekerja di Los Alamos Laboratory, tempat di mana ia membantu merancang metode untuk meningkatkan efisiensi reaksi fisi dalam bom nuklir. Kontribusinya sangat penting dalam pengembangan bom atom yang akhirnya dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki pada Agustus 1945.
Namun, seperti Einstein, Fermi kemudian menyadari dampak mengerikan dari senjata nuklir dan menjadi salah satu ilmuwan yang mendukung kontrol terhadap senjata nuklir setelah perang berakhir.
Niels Bohr: Pemikir Filosofis di Balik Fisika Nuklir
Berbeda dengan Fermi yang lebih fokus pada eksperimen dan teknologi, Niels Bohr lebih dikenal sebagai pemikir teoretis yang mendalami struktur atom. Model atom yang dikembangkannya menjadi dasar bagi pemahaman tentang reaksi nuklir yang digunakan dalam senjata atom.