Retorika Populis dalam Kampanye Politik: Apa Peran Kaum Sofis? Studi Kasus Trump di AS dan Modi di India

Donald J. Trump Presiden AS Terpilih
Sumber :
  • viva.co.id

Kedua pemimpin ini menunjukkan bagaimana sofisme dapat digunakan untuk meraih dukungan politik dengan cara yang sangat efektif, meskipun kadang-kadang tidak sesuai dengan kebenaran faktual. Sofisme digunakan untuk mempermainkan emosi publik dan menciptakan narasi yang mudah dicerna, yang mengalihkan perhatian dari isu-isu yang lebih kompleks.

Kutipan Machiavelli yang Akan Mengubah Pandanganmu tentang Kekuasaan

Retorika mereka memperkuat ketegangan sosial, memperburuk polarisasi antara "kami" dan "mereka", serta membangun dukungan yang lebih kuat terhadap kebijakan mereka meskipun bukti objektif mungkin tidak mendukung klaim mereka.

Dalam politik modern, penggunaan retorika populis yang dipadu dengan sofisme memiliki potensi untuk merubah peta politik dan menciptakan perpecahan dalam masyarakat. Donald Trump dan Narendra Modi adalah contoh dari politisi yang telah memanfaatkan teknik ini untuk memenangkan dukungan dan meraih kekuasaan. Oleh karena itu, penting bagi pemilih untuk selalu kritis dan memperhatikan fakta yang ada, agar tidak terjebak dalam permainan retorika yang menyesatkan.

Trump Naikkan Tarif 32% untuk Produk Indonesia, BP Batam Langsung Siapkan Tiga Strategi Penyelamat Ekonomi Nasional