Tahun 2025: Teknologi, AI, dan Tantangan Sosial Budaya di Indonesia
- Cuplikan layar
Tradisi yang selama ini menjadi identitas bangsa terancam tergeser oleh budaya baru yang dibawa oleh teknologi global. Budaya gotong-royong, misalnya, mulai tergantikan oleh individualisme yang kerap muncul akibat dominasi teknologi digital. Interaksi sosial yang dulunya hangat dan personal kini berubah menjadi komunikasi daring yang cenderung formal dan dingin.
Moralitas masyarakat juga berisiko tergerus oleh norma-norma baru yang tidak selalu sejalan dengan nilai-nilai lokal. Norma lama yang menjunjung tinggi etika dan kesopanan sering kali terpinggirkan oleh pola hidup pragmatis yang didorong oleh teknologi. Jika dibiarkan, hal ini dapat menghilangkan jati diri bangsa yang selama ini menjadi kebanggaan.
Urgensi Regulasi untuk Mengelola Teknologi
Menghadapi tantangan ini, regulasi menjadi solusi yang tidak bisa ditunda. Pemerintah perlu segera menyusun aturan main yang jelas untuk memastikan teknologi digunakan secara bijak dan adil. Regulasi ini harus mencakup berbagai aspek, mulai dari pemerataan akses teknologi, perlindungan nilai budaya lokal, hingga penguatan etika dalam penggunaan teknologi.
Pemerataan akses teknologi menjadi prioritas utama. Infrastruktur digital harus diperluas hingga ke daerah terpencil agar semua masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk memanfaatkan teknologi. Selain itu, literasi digital perlu ditingkatkan melalui program edukasi dan pelatihan yang melibatkan berbagai elemen masyarakat.
Regulasi juga harus melindungi tradisi dan budaya lokal dari erosi yang disebabkan oleh teknologi global. Upaya pelestarian budaya, seperti digitalisasi budaya lokal dan penguatan pendidikan berbasis nilai tradisional, perlu dilakukan agar generasi mendatang tetap menghargai warisan leluhur mereka.
Kolaborasi untuk Masa Depan yang Lebih Baik