Indonesia Gandeng China untuk Dorong Ekonomi Biru dan Transformasi Energi Bersih
- Kemenko Perekonomian
Kerja sama ini juga mencakup sektor energi laut terbarukan, meliputi energi angin, tenaga pasang surut, dan fotovoltaik. Energi laut diperkirakan memiliki potensi besar untuk memenuhi kebutuhan listrik di wilayah pesisir dan pulau-pulau terpencil. Berdasarkan data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), potensi energi terbarukan di Indonesia mencapai lebih dari 400 GW, di mana sebagian besar berada di wilayah laut.
Dengan adanya kerja sama ini, kedua negara berkomitmen untuk mengembangkan dan mengimplementasikan teknologi energi laut yang ramah lingkungan. Teknologi ini tidak hanya bermanfaat dalam menyediakan listrik, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, yang berkontribusi pada pengurangan emisi karbon.
Pariwisata Maritim dan Infrastruktur Kelautan
Selain perikanan dan energi, sektor pariwisata maritim juga menjadi bagian penting dalam MoU ini. Indonesia, yang terkenal dengan keindahan lautnya, menarik ribuan wisatawan asing setiap tahun. Tiongkok merupakan salah satu pasar utama pariwisata Indonesia, dengan lebih dari 2 juta wisatawan Tiongkok berkunjung setiap tahunnya. Dengan adanya peningkatan kerja sama ini, sektor pariwisata Indonesia diharapkan dapat berkembang lebih pesat.
Kerja sama ini juga mencakup pembangunan infrastruktur kelautan, seperti dermaga dan pelabuhan, yang akan mendukung konektivitas maritim. Pengembangan infrastruktur ini akan memperkuat rantai pasok produk kelautan dan meningkatkan aksesibilitas bagi wisatawan di kawasan pesisir.
Mendorong Ekonomi Hijau Melalui Teknologi dan Inovasi
Dalam kerangka kerja sama ini, kedua negara sepakat untuk mempercepat transisi menuju ekonomi hijau rendah emisi. Pengembangan teknologi hijau, green carbon, dan inovasi di sektor kelautan menjadi prioritas dalam MoU ini. Teknologi hijau yang dikembangkan akan membantu meningkatkan kapasitas pengelolaan laut yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.