Dunia Menyikapi Hacker dengan Cara Berbeda: Dari Hukuman Berat hingga Penghargaan, Indonesia ?
- Image Creator/Handoko
Jakarta, WISATA - Di dunia teknologi, peretas atau hacker menjadi fenomena yang kerap menuai kontroversi. Di satu sisi, mereka bisa menjadi ancaman bagi keamanan nasional. Di sisi lain, mereka juga bisa menjadi aset berharga bagi sebuah negara. Setiap negara memiliki cara yang berbeda dalam menangani hacker, tergantung pada kebijakan keamanan siber dan hukum yang berlaku. Artikel ini akan mengupas bagaimana berbagai negara memperlakukan hacker, dari yang menghukum keras hingga yang memberikan penghargaan.
Amerika Serikat: Penghargaan bagi Hacker Etis, Hukuman bagi Cybercriminal
Amerika Serikat memiliki pendekatan yang berimbang dalam menangani hacker. Di satu sisi, negara ini sangat menghargai peretas etis yang membantu memperbaiki kelemahan sistem keamanan. Banyak perusahaan di AS yang menjalankan program bug bounty untuk mencari celah keamanan dengan bantuan hacker. Perusahaan besar seperti Google, Facebook, dan Apple memberikan imbalan yang besar kepada peretas yang mampu menemukan kerentanan di platform mereka.
Namun, bagi hacker yang melakukan aktivitas ilegal, Amerika Serikat memberlakukan hukuman yang sangat ketat. Undang-undang seperti Computer Fraud and Abuse Act (CFAA) menetapkan hukuman penjara bagi mereka yang melakukan peretasan tanpa izin. AS juga memiliki FBI Cyber Task Force, tim khusus yang bertugas menangani ancaman siber dan mengidentifikasi hacker yang melakukan kejahatan digital.
Rusia: Hacker sebagai Alat Negara
Di Rusia, beberapa kelompok peretas bekerja sama dengan pemerintah untuk melindungi dan mempertahankan kepentingan nasional. Fancy Bear dan Cozy Bear, dua kelompok hacker terkenal asal Rusia, kerap kali disebut-sebut terlibat dalam spionase internasional. Meskipun aktivitas ini dipandang sebagai ancaman oleh negara-negara lain, pemerintah Rusia melihat hacker sebagai aset strategis.
Namun, tidak semua hacker di Rusia beroperasi di bawah arahan pemerintah. Banyak hacker independen yang terlibat dalam kejahatan siber dan sering kali sulit dijerat hukum karena mereka mampu menyembunyikan identitas dan lokasi mereka dengan sangat baik.