Kekuatan Militer Israel dan Iran 2024: Siapa yang Unggul di Tengah Ketegangan Regional?
- tvonews.com
Di sisi lain, Iran memiliki pendekatan yang sangat berbeda dalam membangun kekuatan militernya. Negara ini memanfaatkan populasi besar dan strategi perang asimetris, terutama melalui penggunaan proxy di kawasan Timur Tengah. Dengan anggaran pertahanan yang lebih rendah, sekitar $9,95 miliar, Iran mengandalkan jumlah personel militernya yang jauh lebih besar. Pasukan aktif Iran berjumlah lebih dari 610.000 personel, dengan tambahan 350.000 pasukan cadangan.
Kekuatan udara Iran terdiri dari 551 pesawat, tetapi banyak di antaranya sudah usang jika dibandingkan dengan arsenal Israel. Namun, Iran fokus pada kemampuan rudal balistik, dengan memiliki ribuan rudal termasuk Shahab dan Sejjil, yang sering digunakan sebagai alat untuk menekan lawan-lawan regionalnya.
Kekuatan darat Iran lebih besar dari Israel dalam hal kuantitas, dengan 1.996 tank dan lebih dari 8.000 kendaraan lapis baja. Selain itu, Iran memiliki artileri dalam jumlah besar, termasuk 2.000 unit artileri tarik dan 1.900 peluncur roket, yang menjadikan kekuatan daratnya tangguh dalam konflik besar.
Di laut, Iran memiliki 398 unit angkatan laut, termasuk 29 kapal selam. Meskipun sebagian besar kapal selam ini merupakan kelas kecil, mereka efektif dalam operasi asimetris di perairan sempit seperti Selat Hormuz, yang merupakan jalur perdagangan minyak vital.
Perbandingan dan Implikasi Regional
Secara umum, Israel memiliki keunggulan dalam teknologi militer, dukungan aliansi, dan sistem pertahanan rudal canggih. Namun, Iran mengimbangi dengan kekuatan personel yang jauh lebih besar dan pendekatan perang yang asimetris. Iran juga menggunakan kekuatannya melalui berbagai kelompok proxy di kawasan seperti Hezbollah di Lebanon dan milisi di Suriah serta Irak, yang memberikan pengaruh strategis di luar batas-batas negaranya sendiri.
Tahun 2024 menyaksikan ketegangan antara Israel dan Iran semakin memanas, terutama setelah serangkaian insiden di Suriah dan laporan dugaan serangan siber. Situasi ini membuat ketegangan geopolitik di kawasan semakin tinggi, dengan ancaman potensi konflik terbuka.