Mengapa Hacker Mengincar Data Pribadi Anda? Lindungi Diri di Era Digital!

Hacker (ilustrasi)
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATA - Di era digital yang semakin terhubung, keamanan data pribadi menjadi isu penting bagi individu dan organisasi di seluruh dunia. Tidak jarang kita mendengar berita tentang peretasan data yang melibatkan informasi sensitif seperti nomor kartu kredit, kata sandi, hingga identitas pribadi yang dicuri oleh para hacker. Serangan siber ini semakin canggih dan sulit terdeteksi, membuat banyak orang bertanya-tanya: Mengapa hacker begitu tertarik untuk mencuri data pribadi, dan bagaimana kita bisa melindungi diri?

Inilah Daftar Kelompok Hacker Paling Berbahaya di Dunia, Beserta Pola Serangannya

Mengapa Data Pribadi Menjadi Target Hacker?

Data pribadi memiliki nilai ekonomi yang tinggi di pasar gelap atau darknet. Informasi ini bisa digunakan oleh para hacker untuk berbagai tujuan jahat, mulai dari pencurian identitas, penipuan keuangan, hingga pengambilalihan akun sosial media. Menurut laporan IBM Cost of a Data Breach Report 2023, biaya rata-rata untuk sebuah kebocoran data di tingkat global mencapai $4,35 juta, menunjukkan betapa berharganya data yang diambil oleh hacker.

Skandal Fufufafa Viral: 5 Kesalahan Fatal yang Bisa Menghancurkan Privasimu!

Data pribadi juga sering kali digunakan untuk melakukan serangan lebih lanjut, seperti phishing atau ransomware. Hacker bisa menggunakan informasi ini untuk menyamar sebagai individu atau lembaga resmi guna mendapatkan akses lebih jauh ke sistem atau dana korban.

Cara Hacker Mendapatkan Data Pribadi

Jangan Terjebak Seperti Fufufafa! Inilah Cara Mengamankan Akun Onlinemu dengan Benar

Hacker memiliki berbagai cara untuk mencuri data pribadi, beberapa di antaranya adalah:

  1. Phishing – Hacker mengirim email atau pesan teks palsu yang terlihat seperti berasal dari sumber tepercaya. Mereka berusaha mendapatkan informasi sensitif seperti kata sandi atau detail login.
  2. Man-in-the-Middle Attack (MitM) – Hacker menyusup ke komunikasi antara pengguna dan server tanpa disadari untuk mencuri data seperti informasi kartu kredit.
  3. Ransomware – Perangkat lunak berbahaya yang mengenkripsi data korban dan meminta tebusan untuk membukanya kembali.
  4. Data Breach – Hacker menargetkan sistem perusahaan yang memiliki data sensitif untuk mencurinya secara massal.

Menurut laporan dari Verizon Data Breach Investigations Report (DBIR) 2023, 36% dari serangan siber yang terjadi di seluruh dunia melibatkan teknik phishing, dan 17% di antaranya melibatkan serangan menggunakan malware seperti ransomware.

Bagaimana Melindungi Diri dari Ancaman Peretasan Data?

Di tengah ancaman yang terus meningkat, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk melindungi data pribadi dari serangan siber. Berikut adalah beberapa strategi yang efektif:

  1. Menggunakan Kata Sandi Kuat dan Unik
    Hindari menggunakan kata sandi yang sama untuk berbagai akun. Gunakan kombinasi huruf besar, kecil, angka, dan simbol untuk membuat kata sandi yang sulit ditebak.
  2. Aktifkan Autentikasi Dua Faktor (2FA)
    Ini memberikan lapisan perlindungan tambahan. Bahkan jika hacker berhasil mencuri kata sandi Anda, mereka tidak akan bisa masuk ke akun tanpa kode verifikasi yang dikirim ke ponsel Anda.
  3. Jangan Klik Tautan atau Lampiran Mencurigakan
    Serangan phishing sering menggunakan tautan yang terlihat sah, tetapi sebenarnya menipu. Pastikan untuk selalu memeriksa URL sebelum mengklik tautan yang tidak dikenal.
  4. Perbarui Perangkat Lunak dan Antivirus
    Banyak serangan siber memanfaatkan kelemahan di perangkat lunak lama. Dengan memperbarui sistem dan menggunakan perangkat lunak antivirus yang kuat, Anda dapat mencegah banyak jenis serangan.
  5. Gunakan VPN Saat Mengakses Jaringan Publik
    VPN (Virtual Private Network) melindungi data Anda dari penyadapan ketika menggunakan jaringan Wi-Fi publik yang tidak aman.

Menghadapi era digital yang penuh risiko, menjaga keamanan data pribadi bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. Hacker selalu mencari celah untuk mencuri informasi, dan melindungi diri membutuhkan kewaspadaan serta penerapan praktik keamanan yang baik. Dari menggunakan kata sandi yang kuat hingga mengaktifkan autentikasi dua faktor, setiap tindakan kecil dapat memberikan perbedaan besar dalam melindungi privasi Anda