MitM: Ketika Hacker Menyamar sebagai Teman, Lalu Merampok Data Pribadi Anda!

Hacker (ilustrasi)
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATA - Dalam era digital yang serba terhubung ini, ancaman dunia maya semakin canggih dan mengintimidasi. Salah satu serangan yang paling berbahaya dan sering kali tidak disadari adalah Man-in-the-Middle (MitM) attack. Serangan ini tidak hanya menargetkan individu, tetapi juga perusahaan besar, pemerintah, dan infrastruktur penting. Dalam skenario serangan MitM, hacker berhasil menyusup ke dalam komunikasi antara dua pihak, berpura-pura menjadi salah satu dari mereka, dan mencuri atau mengubah informasi yang dipertukarkan. Efeknya bisa sangat merusak, terutama ketika informasi sensitif seperti data keuangan atau login akun berhasil dicuri.

Inilah Daftar Kelompok Hacker Paling Berbahaya di Dunia, Beserta Pola Serangannya

Apa Itu Serangan Man-in-the-Middle (MitM)?

Man-in-the-Middle adalah jenis serangan siber di mana seorang hacker secara diam-diam menyusup ke dalam komunikasi antara dua entitas, misalnya antara pengguna dan situs web atau antara dua perangkat dalam jaringan. Serangan ini memungkinkan hacker untuk memantau, mencegat, atau bahkan memodifikasi komunikasi yang sedang berlangsung, tanpa sepengetahuan kedua pihak yang berkomunikasi. Tujuan utama dari serangan ini adalah untuk mencuri informasi sensitif seperti kata sandi, nomor kartu kredit, atau data pribadi lainnya.

Tentara Siber China: Bagaimana Peretas Meredefinisi Ancaman Keamanan Global

Bagaimana Serangan MitM Bekerja?

Serangan MitM dapat terjadi melalui berbagai cara. Berikut beberapa metode umum yang digunakan oleh hacker:

  1. Wi-Fi Publik: Hacker sering kali menargetkan jaringan Wi-Fi publik yang tidak terenkripsi untuk melakukan serangan MitM. Dengan menggunakan perangkat lunak khusus, mereka dapat menyusup ke jaringan dan memantau lalu lintas data dari semua pengguna yang terhubung.
  2. DNS Spoofing: Dalam metode ini, hacker mengubah pengaturan DNS sehingga pengguna diarahkan ke situs web palsu yang tampak sah. Pengguna yang tidak curiga akan memasukkan informasi pribadi mereka ke situs palsu tersebut, yang kemudian dicuri oleh hacker.
  3. Session Hijacking: Setelah pengguna berhasil login ke akun mereka, hacker dapat mencuri cookie sesi pengguna dan menggunakannya untuk mendapatkan akses ke akun tersebut tanpa perlu login ulang.
  4. SSL Stripping: Dalam metode ini, hacker memaksa koneksi yang aman (HTTPS) menjadi tidak aman (HTTP), sehingga data yang ditransmisikan menjadi lebih mudah disadap.
Akun Fufufafa Terungkap: Rahasia Kelam di Balik Ancaman Siber dan Cara Melindungi Data Pribadi

Mengapa Serangan MitM Begitu Berbahaya?

Serangan MitM sangat berbahaya karena sifatnya yang tidak terlihat. Korban biasanya tidak menyadari bahwa mereka sedang diserang hingga kerusakan sudah terjadi. Selain itu, serangan ini sering kali menargetkan informasi yang sangat sensitif, yang jika jatuh ke tangan yang salah, dapat menyebabkan kerugian finansial dan reputasi yang signifikan.

Menurut laporan IBM Security, serangan MitM adalah salah satu dari lima jenis serangan siber yang paling umum terjadi di seluruh dunia. Pada tahun 2023, serangan siber jenis ini meningkat sebesar 15% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan lebih dari 20% dari total serangan siber yang tercatat melibatkan teknik MitM.

Studi Kasus: Serangan MitM yang Mengguncang Dunia

Beberapa kasus serangan MitM yang telah terjadi memberikan gambaran betapa berbahayanya serangan ini. Salah satu yang paling terkenal adalah serangan terhadap jaringan Wi-Fi publik di pusat konferensi besar di Eropa pada tahun 2015. Dalam serangan tersebut, hacker berhasil mencuri informasi login ribuan peserta konferensi, termasuk data pribadi dan informasi kartu kredit.

Kasus lainnya melibatkan serangan MitM yang menargetkan komunikasi email antara dua perusahaan besar di Amerika Serikat. Dalam serangan ini, hacker berhasil menyusup ke komunikasi email antara perusahaan dan klien mereka, mengubah rincian pembayaran, dan mencuri jutaan dolar.

Bagaimana Melindungi Diri dari Serangan MitM?

Meski serangan MitM sulit dideteksi, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko menjadi korban:

  1. Gunakan Jaringan Wi-Fi yang Aman: Hindari menggunakan jaringan Wi-Fi publik untuk melakukan transaksi penting atau mengakses informasi sensitif. Jika harus menggunakan Wi-Fi publik, gunakan VPN (Virtual Private Network) untuk mengenkripsi lalu lintas data Anda.
  2. Periksa Keaslian Situs Web: Sebelum memasukkan informasi pribadi di situs web, pastikan URL-nya benar dan menggunakan HTTPS. Cek juga sertifikat SSL untuk memastikan situs tersebut sah.
  3. Perbarui Perangkat Lunak Secara Berkala: Pastikan perangkat Anda, termasuk browser dan aplikasi, selalu diperbarui untuk melindungi dari eksploitasi kerentanan terbaru.
  4. Gunakan Otentikasi Multi-Faktor (MFA): MFA menambahkan lapisan keamanan ekstra dengan mengharuskan pengguna memberikan dua atau lebih bentuk identifikasi sebelum mengakses akun mereka.
  5. Waspadai Email Phishing: Jangan sembarangan mengklik tautan atau mengunduh lampiran dari email yang tidak dikenal atau mencurigakan. Selalu periksa keaslian pengirim sebelum mengambil tindakan lebih lanjut.

Serangan Man-in-the-Middle (MitM) merupakan ancaman serius yang dapat merusak kehidupan digital individu maupun perusahaan. Serangan ini mengandalkan manipulasi dan penipuan, membuatnya sulit untuk dideteksi hingga terlambat. Dengan meningkatkan kesadaran dan menerapkan praktik keamanan yang tepat, risiko terkena serangan MitM dapat diminimalkan. Di dunia yang semakin terhubung ini, melindungi data pribadi dan komunikasi digital adalah keharusan yang tidak bisa diabaikan.