Data Anda Tak Sebegitu Aman: Fakta Mengejutkan Tentang Keamanan Cloud yang Harus Anda Tahu

Ilustrasi Data Center dan Cloud
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATA - Penggunaan layanan cloud terus meningkat seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat. Perusahaan-perusahaan besar, termasuk bisnis kecil dan menengah, mulai memanfaatkan cloud untuk menyimpan data penting mereka. Namun, di balik kemudahan dan efisiensi yang ditawarkan oleh cloud, ada bahaya besar yang mengintai: data Anda mungkin tidak seaman yang Anda kira.

Serangan Siber Besar-Besaran Ancam Infrastruktur Telekomunikasi AS, Diduga oleh Salt Typhoon China

Menurut sebuah laporan terbaru, insiden kebocoran data dan serangan siber terhadap layanan cloud terus meningkat secara signifikan. Para pakar keamanan telah berulang kali memperingatkan bahwa serangan siber yang menargetkan cloud menjadi semakin canggih, dan banyak perusahaan belum siap menghadapi ancaman ini. Bahkan, sebuah penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 40% perusahaan yang menggunakan layanan cloud mengalami pelanggaran keamanan dalam 12 bulan terakhir.

Salah satu insiden yang paling mengejutkan terjadi tahun lalu ketika sebuah perusahaan besar di Indonesia mengalami kebocoran data besar-besaran. Meskipun data perusahaan disimpan di cloud yang dijanjikan aman oleh penyedia layanan, nyatanya peretas berhasil mengakses dan mencuri informasi sensitif perusahaan. Kejadian ini mengingatkan kita bahwa cloud bukanlah benteng yang tak tertembus.

Begini Cara China dan Amerika Serikat Lindungi Negara dari Ancaman Serangan Cyber

Perusahaan-perusahaan yang menggunakan cloud sering kali berasumsi bahwa keamanan data mereka sepenuhnya menjadi tanggung jawab penyedia layanan. Namun, kenyataannya, model tanggung jawab bersama (shared responsibility model) dalam cloud computing menegaskan bahwa pengguna juga memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga keamanan data mereka. Pengguna diharapkan untuk mengimplementasikan langkah-langkah keamanan tambahan seperti enkripsi, multi-factor authentication (MFA), dan pemantauan aktivitas secara berkala.

Namun, banyak perusahaan dan individu yang masih mengabaikan tanggung jawab ini. Mereka cenderung bergantung sepenuhnya pada penyedia layanan tanpa mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi data mereka sendiri. Akibatnya, data mereka menjadi lebih rentan terhadap serangan dan penyalahgunaan.

Resiko Meningkat, Bagaimana Membangun Ketahanan Siber yang Kuat?

Fakta lain yang mengejutkan adalah bahwa enkripsi data, yang sering dianggap sebagai solusi ampuh untuk melindungi data, tidak selalu diterapkan dengan benar. Banyak penyedia layanan cloud hanya mengenkripsi data saat dalam perjalanan (in transit), tetapi data yang disimpan (at rest) sering kali dibiarkan tanpa perlindungan yang memadai. Ini berarti bahwa jika peretas berhasil masuk ke sistem cloud, mereka bisa mendapatkan akses ke data tersebut tanpa hambatan.

Tidak hanya itu, manajemen kunci enkripsi juga sering kali menjadi titik lemah yang dieksploitasi oleh peretas. Jika kunci enkripsi jatuh ke tangan yang salah, semua data yang dienkripsi menjadi rentan. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa kunci enkripsi dikelola dengan baik dan disimpan secara aman, terpisah dari data yang dienkripsi.

Halaman Selanjutnya
img_title