RAPBN 2025: Tantangan Besar Menuju Stabilitas Ekonomi atau Krisis Baru?
- Instagram @smindrawati
Jakarta, WISATA - Pagi kemarin (27/08/2024), Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, hadir dalam Rapat Paripurna DPR RI untuk memberikan tanggapan pemerintah atas pandangan umum fraksi-fraksi DPR RI terhadap Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RUU APBN) 2025 beserta Nota Keuangannya. Dalam rapat tersebut, Sri Mulyani menyampaikan penghargaan atas dukungan dan masukan dari seluruh fraksi yang sangat berarti dalam proses pembahasan lebih lanjut.
Namun, di balik penghargaan tersebut, tersirat tantangan besar yang harus dihadapi oleh pemerintah dalam menyusun APBN 2025. Dunia sedang menghadapi ketidakpastian ekonomi global yang tinggi, yang menuntut pemerintah Indonesia untuk merancang anggaran yang tidak hanya fleksibel tetapi juga mampu menjamin stabilitas ekonomi nasional. Rancangan APBN 2025 didesain untuk merespons tantangan ini dengan mengedepankan aspek stabilitas, inklusivitas, dan keberlanjutan.
Fleksibilitas dalam Ketidakpastian
Sri Mulyani menekankan bahwa desain RAPBN 2025 harus lebih fleksibel dalam menghadapi risiko ketidakpastian global. Ketidakpastian yang tinggi ini menuntut pemerintah untuk siap menghadapi berbagai kemungkinan, mulai dari fluktuasi harga komoditas, perubahan kebijakan moneter global, hingga dampak dari konflik geopolitik yang terus berkembang. Oleh karena itu, RAPBN 2025 dirancang sedemikian rupa agar dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan-perubahan tersebut.
Pentingnya fleksibilitas ini terlihat dari alokasi belanja negara yang terus didorong untuk lebih efisien dan efektif. Pemerintah berupaya untuk meningkatkan kualitas belanja melalui transparansi dan akuntabilitas, dengan harapan mampu menciptakan multiplier effect yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Prioritas pada Peningkatan Kualitas SDM
RAPBN 2025 juga menempatkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai salah satu prioritas utama. Anggaran pendidikan sebesar Rp722 triliun, anggaran kesehatan Rp198,7 triliun, dan anggaran perlindungan sosial Rp504,7 triliun telah disiapkan untuk mencapai tujuan ini. Sri Mulyani menjelaskan bahwa anggaran-anggaran tersebut dimaksudkan untuk mewujudkan SDM Indonesia yang unggul, sehat, dan berdaya saing di kancah global.
Selain itu, pemerintah juga mengalokasikan Rp124,4 triliun untuk ketahanan pangan dan Rp400,3 triliun untuk infrastruktur. Anggaran ini bertujuan untuk memastikan bahwa masyarakat Indonesia memiliki akses yang baik ke layanan dasar, seperti pangan yang cukup dan infrastruktur yang memadai.
Transisi Pemerintahan dan Stabilitas Ekonomi
RAPBN 2025 juga harus mampu mendukung agenda pembangunan nasional di tengah proses transisi pemerintahan. Sri Mulyani menekankan bahwa desain RAPBN 2025 dirancang untuk memastikan proses transisi berjalan efektif tanpa mengorbankan stabilitas ekonomi. Pemerintah berkomitmen untuk melanjutkan proyek-proyek strategis yang telah berjalan, sekaligus menyesuaikan kebijakan fiskal sesuai dengan dinamika politik dan ekonomi yang ada.
Dukungan DPR RI dan Harapan Ke Depan
Dalam rapat tersebut, Sri Mulyani menyambut baik dukungan dari anggota DPR RI untuk membahas lebih lanjut RAPBN 2025 sesuai dengan ketentuan perundangan. Proses pembahasan ini diharapkan dapat berjalan lancar dan menghasilkan keputusan yang terbaik bagi bangsa dan negara. Sri Mulyani juga mengingatkan bahwa dukungan DPR RI sangat penting dalam memastikan bahwa RAPBN 2025 dapat diimplementasikan dengan baik, sehingga mampu menghadapi tantangan global sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Sebagai penutup, Sri Mulyani mengucapkan harapan bahwa seluruh pihak dapat bekerja sama dalam menjalankan amanah ini dengan baik. Dia pun memohon agar Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya dalam menjalankan tugas berat ini. Dengan demikian, RAPBN 2025 dapat menjadi instrumen yang efektif dalam menghadapi tantangan global dan menjaga stabilitas ekonomi nasional.