Industri Baja Nasional: Pilar Utama Kemajuan Infrastruktur Indonesia

Revitalisasi Industri Baja Nasional
Sumber :
  • Kemenko perekonomian

Jakarta, WISATA - Industri baja nasional terus menunjukkan performa gemilang sebagai salah satu pilar utama pembangunan infrastruktur di Indonesia. Sebagai "mother of industries," industri baja memiliki peran strategis dalam memenuhi kebutuhan sektor industri lainnya. Pemerintah Indonesia pun aktif mendorong kemajuan industri baja melalui berbagai kebijakan, termasuk kebijakan hilirisasi komoditas.

Kolaborasi Indonesia dan Kanada di Bidang Teknologi Bersih: Upaya Menuju Emisi Nol Bersih

Menurut data terbaru, ekspor besi dan baja Indonesia mencapai USD26,7 miliar pada tahun 2023. Angka ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Kinerja neraca perdagangan besi dan baja pun mengalami perbaikan dari defisit USD3 miliar pada tahun 2019 menjadi surplus USD15,3 miliar pada tahun 2023. Hal ini juga sejalan dengan pertumbuhan industri logam dasar sejak Q1-2023 hingga Q1-2024, yang berkisar antara 11% hingga 18%, serta peningkatan ekspor produk logam dasar dari 8,74% pada tahun 2019 menjadi 16,74% pada tahun 2023.

Peran Strategis Industri Baja dalam Pembangunan Nasional

Indonesia dan Kanada Tingkatkan Kerja Sama Teknologi Bersih Menuju Emisi Nol

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam acara Seminar dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III Indonesian Society of Steel Construction (ISSC) pada tanggal 10 Juli 2024, menyampaikan apresiasi terhadap kemajuan industri baja nasional. "Industri baja ini bagus karena sudah bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Contohnya IKN, seluruh steel construction dibuat di Indonesia dan ini keuntungan kita. Kita menjadi negara berdaya saing kuat di iron and steel," ungkap Menko Airlangga.

Menko Airlangga juga menyoroti kesuksesan salah satu perusahaan konstruksi di Batam yang berhasil mengekspor 130 turbin angin. Turbin angin tersebut akan dipasang di utara Long Island, New York, dengan kapasitas yang direncanakan sebesar 2,1 Gigawatt. Keberhasilan ini menunjukkan kemampuan industri baja Indonesia untuk bersaing di pasar global.

Kolaborasi Indonesia-Kanada: Perkuat Teknologi Bersih dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Meningkatkan Kapasitas dan Kualitas Industri Baja

Dengan capaian ekspor komoditas baja ke berbagai negara, seperti Sydney dan New Zealand, Menko Airlangga menegaskan bahwa industri baja Indonesia semakin diperhitungkan di kancah internasional. "Dengan demand yang terus meningkat, target industri baja dapat ditingkatkan hingga 20 juta ton, mengingat konsumsi diperkirakan akan meningkat hingga 18-19 juta ton," tambah Menko Airlangga.

Selain meningkatkan kapasitas produksi, Menko Airlangga juga menekankan pentingnya peningkatan kemampuan pabrikasi atau manufacturing agar lebih cepat. Pemerintah telah memberikan sejumlah insentif seperti pembebasan bea masuk dan pembebasan PPN untuk meringankan beban pelaku industri terkait capital goods.

Teknologi dan Sumber Daya Manusia sebagai Kunci Utama

Menko Airlangga juga menegaskan bahwa penguasaan teknologi menjadi aspek penting dalam mendorong kemajuan industri baja. Dengan bonus demografi yang akan dialami Indonesia, diharapkan akan terdapat lebih banyak sumber daya manusia yang unggul di bidang teknologi. Saat ini, industri baja Indonesia telah memiliki kemampuan welding yang diakui sebagai salah satu terbaik di dunia.

Menutup sambutannya, Menko Airlangga mengajak semua pihak untuk berkomitmen menjadikan industri baja Indonesia sebagai tuan rumah di negeri sendiri. "Saya mengucapkan selamat untuk penyelenggaraan Rakernas ini dan saya ingin agar kita berkomitmen agar industri baja kita ini dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri," pungkas Menko Airlangga.

Dukungan Pemerintah dan Stakeholders

Rakernas ISSC kali ini juga dihadiri oleh berbagai pejabat dan pemangku kepentingan, antara lain Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Kemenko Perekonomian, Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi Kementerian PUPR, Kepala Pusat Kebijakan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Ketua MUI, Ketua Dewan Penasihat ISSC, Ketua Dewan Pengawas ISSC, Ketua Umum ISSC, serta perwakilan asosiasi dan anggota mitra rantai pasok.

Dengan dukungan penuh dari pemerintah dan stakeholder terkait, industri baja nasional diharapkan dapat terus tumbuh dan berkontribusi secara signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Transformasi yang terjadi di industri ini juga diharapkan dapat membawa dampak positif bagi sektor-sektor lain yang bergantung pada baja sebagai bahan baku utama.

Sebagai penutup, kami mengajak Anda untuk mengikuti dan menyaksikan pameran Indonesia Technology and Innovation 2024 (INTI 2024) yang akan berlangsung di JI-EXPO pada tanggal 12-14 Agustus 2024. INTI adalah pameran teknologi dan inovasi terbesar di Indonesia yang akan menampilkan berbagai produk dan inovasi terbaru di berbagai bidang industri. Untuk keterangan lebih lanjut, Anda dapat mengunjungi situs resmi pameran di https://inti.asia/.

Jangan lewatkan kesempatan untuk melihat secara langsung berbagai inovasi dan teknologi terbaru yang akan dipamerkan di INTI 2024. Dukung industri baja dan industri-industri lainnya untuk terus maju dan berkembang bersama-sama!