Lawan Kolonialisme, Pidato Sukarno Kini Jadi Milik Dunia

Pidato Sukarno Kini Jadi Milik Dunia
Sumber :
  • indonesia.go.id

Menurut Kepala Negara, arsip-arsip dalam warisan dunia ini adalah milik semua warga dunia. Oleh karena itu, harus sepenuhnya dilestarikan dan dilindungi, serta dapat diakses oleh semua orang tanpa hambatan.

Tata Kelola Digital Nasional: Pilar Utama Menuju Indonesia Emas 2045

Dewan Pakar Indonesia untuk Memory of The World UNESCO Rieke Diah Pitaloka yang juga merupakan Duta Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menilai, ada tiga arsip penting yang pernah disampaikan Presiden Soekarno.

Ketiga arsip itu bahkan disebut sebagai Tiga Tinta Emas Abad 20. “Arsip Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, 1955, arsip Gerakan Non-Blok Pertama (GNB I) di Beograd, 1961. Ada juga arsip Pidato Presiden ke-1 RI Ir Soekarno di Sidang PBB, New York, 1960,” terang Rieke, Kamis (24/5/2023).

Jokowi Buka HLF MSP dan IAF 2024: Indonesia Tegaskan Peran Penting dalam Pencapaian SDGs

Ketiga arsip tersebut dinilai sebagai kapital simbolis Indonesia untuk memposisikan diri dalam percaturan geopolitik sekarang dan masa depan. Ketiganya, menurut Rieke Diah Pitaloka, juga menjadi pengingat bagi setiap bangsa untuk ada dalam prinsip politik para pendiri bangsa.

“Bebas aktif dan defensif aktif, sebesar-besarnya bagi kepentingan nasional Indonesia. Sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat yang terlibat dalam perjuangan perdamaian dunia,” jelas anggota DPR RI tersebut.

Presiden Jokowi Sambut Para Pemimpin Dunia di Bali, Siapkan Kolaborasi Global yang Lebih Kuat

Pidato pertama Sukarno yang diajukan LIPI, ANRI, dan Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) pada 2018 berjudul "Unity in Diversity Asia Africa". Pidato tersebut diucapkan Soekarno pada Konferensi Asia Afrika (KAA) yang diselenggarakan 18-24 April 1955 di Bandung.

Pidato tersebut menunjukkan komitmen Indonesia dalam upaya melawan kolonialisme di Asia Afrika. Presiden pertama RI itu telah membuka cakrawala pemikiran baru di dunia. Pergerakan negara-negara Asia dan Afrika ini tidak lepas dari peran Soekarno.

Halaman Selanjutnya
img_title