Aristoteles: Disiplin Adalah Jalan Menuju Kebebasan

- Handoko/Istimewa
Jakarta, WISATA – Di tengah era kebebasan informasi dan pilihan hidup yang nyaris tanpa batas, muncul sebuah paradoks yang kerap dilupakan: kebebasan sejati tidak hadir tanpa batasan. Seorang filsuf besar Yunani, Aristoteles, pernah menyatakan dengan tajam: “Through discipline comes freedom.” (Melalui kedisiplinan datanglah kebebasan.)
Pernyataan tersebut terasa relevan bahkan ribuan tahun setelahnya. Aristoteles memahami bahwa kehidupan yang bebas, bermakna, dan produktif hanya dapat dicapai jika seseorang melatih dirinya dengan aturan, komitmen, dan tanggung jawab. Tanpa disiplin, kebebasan justru berubah menjadi kekacauan.
Mengapa Disiplin Membawa Kebebasan?
Di permukaan, kedisiplinan dan kebebasan tampak saling bertentangan. Disiplin dianggap sebagai serangkaian batasan, larangan, dan pengorbanan; sementara kebebasan identik dengan pilihan tanpa batas, spontanitas, dan ekspresi diri.
Namun, menurut Aristoteles, pemahaman ini keliru. Disiplin bukan pengekangan, melainkan landasan dari kebebasan yang sejati. Ketika seseorang melatih dirinya dengan disiplin, ia sebenarnya sedang membangun kekuatan untuk menentukan nasibnya sendiri. Tanpa disiplin, seseorang justru mudah dikendalikan oleh hawa nafsu, godaan sesaat, atau tekanan dari luar.
Misalnya, seorang seniman bebas menciptakan karya-karya agung bukan karena ia mengikuti semua dorongan emosinya, tetapi karena ia memiliki disiplin untuk terus berlatih, belajar teknik, dan menghadapi kegagalan. Begitu pula seorang atlet, ilmuwan, bahkan pemimpin negara.
Kedisiplinan di Tengah Godaan Dunia Modern