Aristoteles: Memberi Kasih Sayang Adalah Naluri Dasar Manusia

Aristoteles di Tengah Murid-muridnya (ilustrasi)
Aristoteles di Tengah Murid-muridnya (ilustrasi)
Sumber :
  • Handoko/Istimewa

Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Harvard University, ditemukan bahwa individu yang terbiasa memberikan dukungan emosional kepada pasangannya, sahabat, atau keluarganya cenderung memiliki tingkat stres yang lebih rendah dan perasaan hidup yang lebih bermakna.

Tidak heran bila kita sering merasa lebih bahagia saat memberi hadiah dibandingkan menerima, atau merasa puas setelah menolong orang lain meski kita sendiri sedang dalam kondisi sulit.

Kekuatan Memberi di Masyarakat Indonesia

Nilai memberi kasih sayang sudah sangat akrab di masyarakat Indonesia. Dalam budaya timur, termasuk Indonesia, gotong royong, tenggang rasa, dan kepedulian sosial adalah warisan budaya yang mencerminkan semangat memberi tanpa pamrih.

Saat terjadi bencana alam, masyarakat Indonesia kerap bersatu dalam aksi solidaritas. Tak peduli latar belakang ekonomi atau sosial, banyak yang tergerak untuk membantu: dari menyumbangkan makanan, pakaian, hingga memberikan waktu dan tenaga sebagai relawan.

Fenomena ini menegaskan bahwa dorongan memberi kasih sayang bukan hanya bersifat individual, tetapi juga menjadi kekuatan kolektif yang memperkuat solidaritas sosial.

Mengapa Memberi Membuat Kita Lebih Bahagia?