Robert Rosenkranz: Kesabaran adalah Aset Intelektual yang Paling Langka di Dunia Bisnis

Robert Rosenkranz
Robert Rosenkranz
Sumber :
  • Cuplikan layar

Menjadi “Stoic Capitalist”

Melalui pemahaman mendalam terhadap Stoisisme, Rosenkranz menyusun kerangka berpikir baru yang ia sebut sebagai Stoic Capitalism. Intinya adalah memadukan etika, refleksi, dan pengendalian diri dengan orientasi pada hasil. Dalam model ini, kesabaran menjadi alat utama dalam mencapai visi jangka panjang tanpa kehilangan arah moral.

Stoic Capitalism bukanlah ide yang mengabaikan pencapaian atau keuntungan, melainkan menempatkannya dalam konteks yang lebih besar: kehidupan yang dijalani dengan nilai, martabat, dan ketenangan batin.

Penerapan Nyata dalam Dunia Bisnis Indonesia

Di Indonesia sendiri, nilai-nilai Stoik seperti kesabaran mulai banyak dibahas dalam konteks kepemimpinan dan startup. Dalam dunia digital yang penuh tekanan dan volatilitas, pendekatan seperti yang ditawarkan Rosenkranz bisa menjadi alat yang sangat relevan. Pemimpin startup, misalnya, bisa belajar untuk tidak terlalu cepat berganti arah strategi setiap kali menghadapi kritik atau hasil yang tidak sesuai harapan.

Begitu pula dalam dunia korporasi, kesabaran dapat diterapkan dalam manajemen krisis, pengembangan produk jangka panjang, dan pengelolaan sumber daya manusia. Ketika kesabaran dipahami sebagai bentuk kekuatan intelektual, maka budaya organisasi pun akan berubah ke arah yang lebih berkelanjutan.

Kesimpulan