Konsepsi Keadilan dalam Pandangan Filsafat Jawa

Ilustrasi Para Tokoh Filsafat Jawa
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

3.    Tidak Memihak dan Netral: Prinsip keadilan dalam filsafat Jawa juga menekankan pentingnya sikap tidak memihak dan netral. Hal ini berarti memberikan perlakuan yang sama kepada semua pihak tanpa diskriminasi.

4.    Musyawarah dan Gotong Royong: Proses pengambilan keputusan yang adil dalam budaya Jawa sering kali dilakukan melalui musyawarah dan gotong royong. Ini mencerminkan pentingnya kerjasama dan partisipasi kolektif dalam mencapai keadilan.

Relevansi Keadilan dalam Filsafat Jawa di Era Modern

Konsep keadilan dalam filsafat Jawa memiliki relevansi yang kuat dalam konteks modern, terutama dalam upaya menciptakan masyarakat yang adil dan harmonis. Berikut adalah beberapa cara bagaimana prinsip-prinsip keadilan Jawa dapat diterapkan dalam kehidupan saat ini:

1.    Keadilan Sosial: Prinsip harmoni dan keselarasan dapat diterapkan dalam upaya menciptakan keadilan sosial. Ini mencakup distribusi sumber daya yang adil, akses yang setara terhadap pendidikan dan layanan kesehatan, serta perlakuan yang sama terhadap semua individu tanpa diskriminasi.

2.    Keadilan Ekonomi: Prinsip tanggung jawab dan kewajiban dapat diterapkan dalam konteks ekonomi. Setiap individu dan perusahaan memiliki tanggung jawab untuk menjalankan kegiatan ekonomi mereka dengan cara yang adil dan berkelanjutan. Ini mencakup pembayaran upah yang adil, perlindungan hak-hak pekerja, dan upaya untuk mengurangi kesenjangan ekonomi.

3.    Keadilan Hukum: Prinsip tidak memihak dan netral sangat penting dalam sistem hukum. Ini berarti penegakan hukum yang adil dan transparan, di mana setiap individu diperlakukan sama di depan hukum tanpa memandang latar belakang mereka.