Bukan Sekadar Profesi, Kisah, Inseminator Sapi yang Menjaga Harapan Ketahanan Pangan di Brebes
- Handoko/Istimewa
Pada masa itu, wilayah Maribaya belum dialiri listrik, bahkan akses jalan hanya berupa setapak. Orang-orang setempat bahkan menyebut daerah tersebut sebagai “daerah buangan jin” karena kesepian dan keterisolasiannya. Kondisi ini tidak menyurutkan semangat Budi, yang memilih mengabdikan diri meski fasilitas terbatas. Selain menjalankan tugasnya sebagai petugas peternakan, ia juga menjadi sosok guru bagi anak-anak di desa, mengajarkan mereka membaca, menulis, dan bahkan mengaji.
“Sejak dulu, saya yakin bahwa pengabdian bukan sekadar soal fasilitas atau tempat, tetapi soal dedikasi pada masyarakat,” tutur Mantri Budi. Sikapnya yang rendah hati dan perhatiannya pada kesejahteraan masyarakat menjadikannya figur yang disegani dan dicintai oleh warga sekitar.
Menjadi ASN dan Perjuangan Sebagai Inseminator
Pada tahun 1996, Budi resmi diangkat menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN). Namun, meskipun telah menyandang status ASN, perjuangannya di bidang peternakan belum berakhir. Ia terpilih untuk menjalankan tugas sebagai inseminator di Kabupaten Brebes, sebuah tugas yang penuh tantangan, terutama dengan kondisi geografis wilayah ini. Brebes memiliki topografi yang beragam, dari pegunungan hingga lembah, yang menuntut Mantri Budi untuk menempuh perjalanan jauh dan sulit demi menjalankan tugas inseminasi buatan pada sapi.