Ragusa, Bisnis Es Krim Italia yang Tetap Digemari Nyaris 100 Tahun.
- dok.pribadi
Es krim Ragusa pun mendapat respon yang sangat positif dari orang-orang yang mencicipi es krim buatan Ragusa bersaudara itu. Mulailah ide untuk berjualan es krim muncul. Pada awalnya, mereka mendirikan toko es krim pertamanya di Bandung, di jalan Pos (kini menjadi jalan Naripan – red.). Dibantu 3 saudara laki-laki lainnya, Ragusa bersaudara mulai melayani para pembeli yang datang ke toko.
Dua tahun berselang, Ragusa bersaudara pindah ke Jakarta yaitu pada tahun 1932, dan membuka usaha es krimnya di Pasar Gambir (lokasi Monas saat ini) saat digelar pasar malam selama satu bulan.
Tahun 1947, Ragusa bersaudara mendirikan kafe di Citadelweg (kini jalan Veteran I Nomor 10) di Gambir, Jakarta Pusat.
Dalam pengelolaannya, Ragusa bersaudara mengajak teman kursus jahitnya yang bernama Yo Giok Siang. Lima bersaudara Ragusa dan Yo Giok Siang, menjalankan bisnis es krim hingga tahun 1972, hubungan kekeluargaan semakin terjalin kuat dengan dinikahkannya anak perempuan Yo Giok Siang yang bernama Liliana dengan salah seorang dari lima bersaudara Ragusa yang bernama Francesco Ragusa.
Bisnis es krim Ragusa banyak diminati orang-orang asing yang tinggal di Jakarta. Namun selama kurun waktu tahun 1965-1972, penjualan es krim Ragusa mulai menurun karena kondisi politik di Indonesia kurang kondusif pada sekitar tahun 1965-an.
Banyak orang asing yang meninggalkan Indonesia termasuk Ragusa bersaudara. Pada tahun 1972, mereka memutuskan untuk kembali ke negara asalnya Italia. Akhirnya usaha es krim Ragusa, dihibahkan kepada adik Liliana yang bernama Yo Boen Kong (Buntoro Kurniawan) dan istrinya, Sias Mawarni. Liliana sendiri ikut bersama suaminya pindah ke Italia. Yo Boen Kong merupakan karyawan kafe Ragusa, yang bertugas membuat adonan es krim.
Sejak tahun 1972, Yo Boen Kong dibantu istrinya bekerja keras membangkitkan kembali usaha es krim Ragusa yang mulai meredup. Sedikit demi sedikit, kerja keras mereka membuahkan hasil. Es krim Ragusa kembali mengalami masa-masa kejayaan, hingga tahun 1998 mereka berhasil mengembangkan bisnis es krimnya dan memiliki 20 cabang yang tersebar di seluruh wilayah Jakarta.