Memaknai Perayaan Cap Go Meh di Surabaya sebagai Simbol Toleransi Suku dan Agama di Indonesia

Cap Go Meh
Sumber :
  • IG/surabayasparkling

- Pembersihan: Cap Go Meh berasal dari bahasa Hokkian yang berarti "membersihkan rumah". Pada hari ini, orang-orang membersihkan rumah mereka dan membuang barang-barang yang sudah tidak terpakai.

BANYUMAS: Gropyokan Tikus, Kegiatan Rutin yang Menjadi Tradisi, Eratkan Silaturahmi Antarwarga

- Pawai Lantern: Salah satu tradisi yang paling terkenal adalah pawai lentera. Orang-orang membawa lentera berwarna-warni dan mengikuti pawai di jalanan. Lentera ini melambangkan harapan dan kebahagiaan.

- Makanan Khas: Pada perayaan ini, masyarakat Tionghoa juga menyajikan makanan khas seperti tangyuan (bola-bola ketan yang diisi dengan gula merah) dan lontong Cap Go Meh (lontong dengan kuah kacang dan berbagai lauk).

Kematian Tuhan ala Nietzsche: Apakah Dunia Sudah Siap untuk Kehidupan Tanpa Otoritas Absolut?

- Tarian Naga dan Singa: Di beberapa tempat, terutama di kota-kota besar, terdapat pertunjukan tarian naga dan singa yang menarik perhatian banyak orang. Tarian ini diiringi oleh musik dan kembang api.

Perayaan Cap Go Meh di Surabaya berlangsung yang berlangsung meriah dan penuh persaudaraan menjadi momen kebersamaan dan toleransi antar berbagai suku dan agama di Indonesia.

Rahasia Nietzsche: Bagaimana Kehampaan Bisa Membuka Jalan Menuju Hidup yang Bermakna?

 

Sumber: surabaya.go.id, instagram @surabayasparkling