Bali No. 2 Dunia: Apa yang Bikin Pulau Dewata Masih Jadi Primadona?
- kemenparekraf.go.id
Denpasar, WISATA – Di tengah maraknya destinasi wisata baru yang bermunculan di seluruh penjuru dunia, satu nama dari Indonesia tetap bersinar terang di mata wisatawan internasional: Bali. Pulau Dewata baru saja dinobatkan sebagai destinasi wisata terbaik nomor dua di dunia tahun 2025, berdasarkan survei tahunan yang dilakukan oleh Travel Choice Awards. Peringkat ini membuat banyak orang kembali bertanya: apa sebenarnya yang membuat Bali tetap memikat hati wisatawan global, bahkan setelah puluhan tahun menjadi ikon pariwisata Indonesia?
Keindahan alam Bali memang sudah tak terbantahkan. Dari pantai-pantai berpasir putih seperti di Nusa Dua, deretan sawah hijau nan artistik di Ubud, hingga kemegahan pura-pura kuno yang sarat filosofi, semuanya menyatu dalam harmoni budaya yang jarang ditemukan di tempat lain. Tapi lebih dari sekadar pemandangan, Bali menawarkan pengalaman hidup yang autentik dan spiritual, sesuatu yang dicari banyak orang di era modern ini. Ditambah dengan keramahtamahan penduduk lokal dan kekayaan seni yang terus hidup, tak heran jika Bali terus jadi primadona dunia.
Bali dan Pujian Dunia: Data yang Membanggakan
Laporan tahunan dari Travel Choice Awards 2025 menyebut Bali menduduki posisi kedua, tepat di bawah Kyoto, Jepang. Penilaian ini didasarkan pada jutaan ulasan wisatawan global yang menilai destinasi berdasarkan keindahan alam, keramahan penduduk, kekayaan budaya, dan kualitas fasilitas wisata.
“Bali memiliki keseimbangan antara keindahan alam tropis, spiritualitas, dan modernitas. Inilah yang membuatnya berbeda dari destinasi lain,” tulis Travel Choice dalam laporannya.
Apa Saja yang Bikin Bali Tak Tergantikan?
1. Pesona Budaya yang Terjaga
Di saat banyak destinasi lain berubah demi modernitas, Bali justru tampil beda. Budaya Bali masih kuat dan hidup dalam setiap aspek kehidupan: mulai dari upacara adat, pakaian tradisional, hingga tarian-tarian seperti Kecak dan Barong yang masih rutin dipentaskan. Di Bali, wisatawan tak hanya melihat budaya—mereka bisa mengalaminya secara langsung.
2. Variasi Destinasi untuk Semua Selera
Mau liburan mewah? Silakan ke Seminyak. Ingin menyepi dan menemukan kedamaian? Ubud jawabannya. Pecinta diving bisa ke Amed atau Tulamben, sementara yang suka berselancar bisa ke Canggu dan Uluwatu. Bali menyuguhkan semuanya, dalam jarak yang relatif dekat.
3. Ramah Digital Nomad dan Traveler Global
Dalam beberapa tahun terakhir, Bali juga dikenal sebagai surga bagi digital nomad. Banyak coworking space, vila dengan internet cepat, serta kafe nyaman untuk bekerja jarak jauh. Hal ini membuat Bali tetap relevan di era kerja fleksibel dan gaya hidup mobile.
4. Kuliner Lokal yang Mendunia
Tak hanya pemandangan, makanan khas Bali seperti babi guling, ayam betutu, dan lawar ikut jadi daya tarik. Ditambah lagi dengan menjamurnya kafe vegan, restoran internasional, dan warung tradisional yang menyatu dalam satu pulau, wisata kuliner di Bali benar-benar memanjakan lidah semua kalangan.
5. Komitmen pada Pariwisata Berkelanjutan
Bali semakin memperkuat posisinya sebagai destinasi hijau. Banyak penginapan dan restoran yang mengadopsi prinsip eco-tourism, mulai dari penggunaan bahan alami, pengelolaan limbah, hingga larangan penggunaan plastik sekali pakai. Ini jadi poin plus di mata wisatawan yang kini makin peduli lingkungan.
Wisatawan Tak Pernah Bosan
Banyak pelancong internasional yang datang ke Bali lebih dari sekali, bahkan menetap lama. “Saya sudah tiga kali ke Bali, dan selalu ada hal baru untuk dieksplorasi. Rasanya seperti pulang,” ujar Sandra Gomez, turis asal Spanyol yang sedang mengikuti kelas yoga di Ubud.
Menurut data Dinas Pariwisata Bali, tingkat kunjungan wisatawan mancanegara di awal 2025 naik 17% dibandingkan tahun sebelumnya. Fakta ini menunjukkan bahwa pesona Bali tetap kuat, bahkan di tengah persaingan global yang semakin ketat.
Menatap Masa Depan, Bali Siap Inovasi
Meski tetap populer, Bali tak tinggal diam. Pemerintah daerah dan pelaku pariwisata terus mendorong inovasi, mulai dari promosi digital, penguatan desa wisata, hingga pengembangan wellness tourism dan digital tourism. Semua ini dilakukan agar Bali tetap relevan dan kompetitif di mata dunia.
Bali bukan hanya soal destinasi, tapi tentang rasa dan pengalaman yang membuat siapa pun ingin kembali. Keindahan alam, kekuatan budaya, serta keramahan masyarakatnya menjadikan Bali bukan sekadar tempat wisata, melainkan tempat yang menyentuh hati. Maka tak heran jika di tahun 2025 ini, Pulau Dewata kembali mencatatkan prestasi dunia—dan tetap jadi primadona sejati.