Candi Borobudur Butuh Kita! Yuk, Jaga Warisan Budaya Bersama

Petugas Melakukan Perawatan Kebersihan Candi
Sumber :
  • injourneydestination.id

Magelang, WISATA - Candi Borobudur bukan sekadar bangunan batu tua, melainkan warisan budaya dunia yang menjadi kebanggaan Indonesia. Sebagai candi Buddha terbesar di dunia dan situs warisan UNESCO, Borobudur menyimpan nilai sejarah, seni, dan spiritual yang luar biasa. Namun, keindahan dan keagungan candi ini kini menghadapi tantangan serius akibat kerusakan fisik dan perilaku pengunjung yang kurang bertanggung jawab. Oleh karena itu, Candi Borobudur butuh kita semua untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya ini agar tetap lestari dan bisa dinikmati oleh generasi mendatang.

Serunya Menyusuri Jalur Trekking Kayu di Hutan Mangrove Pandansari Kaliwingi

Kenapa Candi Borobudur Begitu Penting?

Borobudur dibangun pada abad ke-9 oleh Dinasti Syailendra dan merupakan salah satu keajaiban arsitektur dunia. Struktur candi yang megah dengan relief-relief cerita kehidupan Buddha dan filosofi kehidupan menjadi saksi bisu kejayaan peradaban Nusantara. Setiap tahunnya, ribuan wisatawan lokal dan mancanegara datang berkunjung untuk menikmati keindahan, belajar sejarah, dan merasakan kedamaian spiritual.

Nikmati Keseruan Wisata Hutan Mangrove di Brebes!

Selain sebagai destinasi wisata, Borobudur juga menjadi simbol identitas bangsa dan sumber inspirasi bagi banyak orang. Melestarikan candi ini berarti menjaga akar budaya dan sejarah yang sangat berharga bagi Indonesia dan dunia.

Tantangan yang Dihadapi Candi Borobudur

Mau Liburan Beda? Intip Tren Wisata Digital dan Kuliner Lokal yang Lagi Hits!

Sayangnya, Candi Borobudur kini menghadapi berbagai tantangan yang mengancam kelestariannya, di antaranya:

  • Kerusakan Fisik
    Struktur batu yang sudah berusia lebih dari 1.200 tahun mulai mengalami pelapukan, retak, dan aus akibat faktor alam dan aktivitas manusia. Gesekan dari ribuan pengunjung yang naik ke teras candi mempercepat kerusakan.
  • Vandalisme dan Sampah
    Beberapa pengunjung masih melakukan tindakan tidak bertanggung jawab, seperti menempelkan permen karet, mencoret-coret batu, dan membuang sampah sembarangan. Hal ini merusak keindahan dan mengganggu proses konservasi.
  • Tekanan Jumlah Pengunjung
    Lonjakan wisatawan di musim liburan dan perayaan besar menyebabkan kepadatan yang sulit dikendalikan. Tekanan ini tidak hanya membebani struktur candi, tetapi juga mengurangi kenyamanan pengunjung.
Halaman Selanjutnya
img_title