Pulau Karamasang: Surga Tersembunyi di Polewali Mandar yang Memikat Hati
- IG/ayujokka
Polewali Mandar, WISATA – Pulau Karamasang, sebuah permata alam yang terletak di wilayah Amassangan, Binuang, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, sering disebut sebagai “surga dunia” oleh masyarakat setempat. Keindahannya yang memukau membuat pulau ini layak dinobatkan sebagai salah satu destinasi wisata alam terbaik di Binuang. Namun, di balik pesonanya yang memikat, Pulau Karamasang juga menyimpan kisah sejarah dan nilai spiritual yang mendalam bagi masyarakat sekitar.
Pulau ini dianggap keramat oleh sebagian besar penduduk lokal. Konon, di puncak bukit Pulau Karamasang, penyebar Islam pertama di tanah Pattae (Tosalama) pernah melaksanakan shalat bersama para pengikutnya. Peristiwa sakral ini menjadikan pulau ini bukan hanya sekadar destinasi wisata, tetapi juga tempat yang dihormati dan dikeramatkan. Bukit tersebut kini menjadi saksi bisu perjalanan sejarah Islam di wilayah ini, menambah daya tarik spiritual bagi para pengunjung.
Selain nilai historisnya, Pulau Karamasang menawarkan panorama alam yang luar biasa indah. Dari atas puncak bukit, mata akan dimanjakan dengan pemandangan hutan mangrove yang hijau membentang, laut biru yang memesona, serta momen sunrise dan sunset yang tak terlupakan. Tak heran jika pulau ini menjadi favorit para wisatawan lokal untuk berkemah atau sekadar berselfie ria menikmati keindahan alamnya.
Pulau Karamasang, yang terkenal dengan pasir putihnya, terletak di ujung timur dari rangkaian pulau-pulau cantik seperti Gusung Toraja, Pulau Tosalama, dan Pulau Battoa. Semua pulau ini berada dalam wilayah Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar, menciptakan gugusan destinasi wisata yang memikat.
Untuk mencapai Pulau Karamasang, pengunjung dapat menggunakan kapal mesin kecil (ketinting) yang disediakan oleh warga setempat. Dengan biaya yang sangat terjangkau, hanya Rp 10.000 sudah termasuk pulang-pergi, perjalanan menuju pulau ini menjadi semakin mudah diakses. Sebelumnya, pengunjung akan dikenakan biaya retribusi sebesar Rp 3.000 sebagai tiket masuk. Setelah mengambil karcis, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 100 meter melewati pematang tambak milik warga menuju dermaga. Area parkir yang aman dan terjamin juga tersedia untuk kendaraan roda dua maupun roda empat.
Saat melewati kawasan tambak menuju dermaga, pengunjung akan menemukan sebuah restoran tradisional yang menyajikan kuliner laut segar (seafood). Tempat ini menjadi spot yang nyaman untuk bersantai sambil menikmati hidangan khas hasil tangkapan laut sebelum melanjutkan petualangan ke Pulau Karamasang.
Menariknya, rute menuju Pulau Karamasang tidak hanya melalui Binuang. Pengunjung juga bisa memulai perjalanan dari dermaga di Desa Tonyaman, Bajoe, atau Paku. Setiap jalur menawarkan pengalaman berbeda, namun semuanya mengarah pada satu tujuan: menikmati keindahan alam dan ketenangan yang ditawarkan oleh Pulau Karamasang.