Gethuk Kethek Salatiga: Jajanan Legendaris yang Tetap Bertahan di Era Modern
- gastronomy.salatiga.go.id
Setelah adonan tercampur dengan sempurna, gethuk dicetak dalam bentuk balok-balok kecil yang siap dikemas dan dijual. Setiap kardus berisi 20 balok gethuk, dengan harga yang cukup terjangkau, yaitu Rp 12.000 per kardus. Ukuran setiap baloknya kira-kira sebesar ibu jari orang dewasa, pas untuk dinikmati dalam sekali gigit.
Produksi yang Terbatas, Rasa yang Tetap Terjaga
Santoso, pemilik usaha gethuk kethek yang kini telah masuk generasi kedua, mengungkapkan bahwa produksinya memang tidak pernah dilakukan dalam jumlah besar. Hal ini karena gethuk kethek memiliki daya tahan yang sangat singkat, maksimal hanya bertahan enam jam saja. Karena alasan inilah, setiap harinya mereka hanya mengolah sekitar satu kuintal singkong, yang biasanya langsung habis terjual.
Menurut Santoso, mempertahankan kualitas dan kesegaran adalah prioritas utama mereka. Oleh karena itu, mereka lebih memilih untuk memproduksi dalam jumlah terbatas dan memastikan setiap kardus yang terjual memiliki cita rasa terbaik.
Perjalanan Kemasan: Dari Daun Pisang Hingga Kardus Merek
Meski resepnya tetap sama, kemasan gethuk kethek telah mengalami banyak perubahan seiring waktu. Pada awalnya, gethuk ini dijual menggunakan bungkus daun pisang, yang memberikan aroma khas tersendiri. Seiring perkembangan zaman, kemasan pun beralih ke kertas koran, kemudian kertas minyak, dan kini menggunakan kardus khusus bertuliskan merek "Satu Rasa."
Meski kemasannya berubah, Santoso tetap berusaha mempertahankan kesan tradisional yang menjadi daya tarik tersendiri bagi pelanggan. Bagi banyak orang, menyantap gethuk kethek tidak hanya soal rasa, tetapi juga tentang pengalaman menikmati jajanan klasik yang sarat kenangan.