FOMO di Era Kebudayaan Pop: Keinginan Tak Ingin Ketinggalan Boneka, Liburan, dan Konser

YOLO, FOMO, FOPO
Sumber :
  • Image Creator Bing/Handoko

Liburan Viral: Ketika FOMO Menjadi Alasan untuk Berkemas

Fokus pada Usaha, Bukan Hasil: Pelajaran Berharga dari Zeno untuk Kehidupan Modern

Industri pariwisata di Indonesia juga tidak luput dari pengaruh FOMO. Destinasi wisata yang viral di media sosial, seperti Labuan Bajo, Nusa Penida, dan Pantai Ora, menarik ribuan wisatawan setiap tahunnya. Banyak dari mereka yang terinspirasi oleh unggahan foto-foto cantik di Instagram.

Menurut data dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, kunjungan ke destinasi domestik meningkat sebesar 30% pada tahun 2023, sebagian besar dipengaruhi oleh tren media sosial. Fenomena ini membuktikan bahwa FOMO bukan sekadar fenomena digital tetapi juga memiliki dampak nyata pada sektor ekonomi.

Manuel Castells: Pandangan dan Karya tentang Masyarakat Informasi di Era Digital

Namun, ada sisi lain dari tren ini. Banyak destinasi yang mengalami kerusakan lingkungan akibat over-tourism. Oleh karena itu, penting bagi wisatawan untuk lebih bijak dalam memilih destinasi dan berkontribusi pada pelestarian lingkungan.

Konser Musik: Antrean Panjang dan Tiket yang Sulit Didapatkan

Stoicisme Modern: Solusi Bijak Keluar dari Lingkaran YOLO, FOMO, dan FOPO

Bagi para penggemar musik, FOMO sering kali dirasakan ketika tiket konser idola mereka dijual habis dalam hitungan menit. Konser artis internasional seperti Coldplay, BTS, atau Blackpink selalu menjadi perbincangan hangat di Indonesia.

Laporan dari platform tiket online Loket mencatat bahwa permintaan tiket konser meningkat 50% pada tahun 2024 dibandingkan tahun sebelumnya. Banyak penggemar yang rela mengantre online selama berjam-jam hanya untuk mendapatkan tiket. Bahkan, beberapa di antaranya memilih untuk membeli tiket melalui reseller dengan harga yang jauh lebih tinggi.

Halaman Selanjutnya
img_title