Analisis terhadap Rambut Beethoven Ungkap Misteri Ketulian dan Penyakit yang Dideritanya
- Instagram/classicfm
Malang, WISATA – Lagi-lagi analisis DNA dapat mendeteksi suatu penyakit atau kandungan bahan toksik yang terdapat pada tubuh manusia, sekalipun dia telah meninggal dunia sejak lama.
Analisis terhadap rambut maestro musik Beethoven menunjukkan bahan-bahan kimia yang terkandung di dalamnya, bahkan memberikan gambaran kebiasaan pola hidupnya.
Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Clinical Chemistry mengungkap tantangan kesehatan yang dihadapi oleh komposer terkenal Ludwig van Beethoven.
Para peneliti yang melakukan analisis DNA pada dua helai rambut Beethoven yang terautentikasi menemukan konsentrasi timbal, arsenik dan merkuri yang sangat tinggi, menunjukkan potensi keracunan timbal sebagai faktor penyebab berbagai penyakitnya, termasuk ketuliannya yang terdokumentasi dengan baik.
Penyelidikan yang dipimpin oleh tim peneliti internasional, termasuk ahli patologi Paul Jannetto dari Mayo Clinic, mengungkapkan bahwa satu helai rambut Beethoven mengandung 380 mikrogram timbal per gram, sedangkan helai rambut lainnya mengandung 258 mikrogram per gram. Kadar ini jauh melebihi standar normal saat ini, yaitu 4 mikrogram atau kurang per gram rambut. Selain itu, kadar arsenik 13 kali lebih tinggi dari biasanya dan kadar merkuri empat kali lebih tinggi.
Keracunan timbal, meskipun tidak secara pasti diidentifikasi sebagai satu-satunya penyebab kematian Beethoven pada usia 56 tahun pada tahun 1827, mungkin berdampak signifikan terhadap kesehatannya sepanjang hidupnya. Gejala-gejala yang dialami Beethoven, termasuk masalah pencernaan, penyakit kuning dan tuli progresif, sejalan dengan efek paparan timbal yang diketahui.
Timbal, yang sering terdapat dalam anggur dan dikonsumsi dalam jumlah banyak oleh Beethoven, dapat menyebabkan memburuknya kesehatannya. Selama masa hidupnya, ia diketahui mengonsumsi sebotol anggur setiap hari dan, bahkan lebih parah lagi, mungkin memperburuk paparannya terhadap timbal, yang biasa digunakan dalam produksi anggur sebagai pengawet dan pemanis.