Kritik Konsepsi Epikuros: Kebahagiaan Terbesar adalah Kebebasan dari Rasa Sakit dan Ketakutan

Zeno dari Citium
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Immanuel Kant, seorang filsuf Jerman dari abad ke-18, mengkritik pandangan Epikuros dari sudut pandang etika. Kant berpendapat bahwa kebahagiaan tidak boleh menjadi tujuan utama dari tindakan moral. Menurutnya, tindakan moral harus didasarkan pada kewajiban dan prinsip-prinsip universal, bukan pada pencarian kenikmatan atau penghindaran rasa sakit. Kant percaya bahwa tindakan yang benar adalah tindakan yang dilakukan karena kewajiban moral, bukan karena dampaknya terhadap kebahagiaan individu.

Hidup yang Diuji ala Socrates: Relevansinya dalam Menemukan Makna Hidup di Era Modern

Friedrich Nietzsche

Friedrich Nietzsche, seorang filsuf Jerman dari abad ke-19, juga memberikan kritik terhadap pandangan Epikuros. Nietzsche menolak gagasan bahwa kebahagiaan terbesar adalah kebebasan dari rasa sakit dan ketakutan. Menurut Nietzsche, penderitaan dan tantangan adalah bagian penting dari kehidupan yang memberi makna dan nilai. Dia berpendapat bahwa melalui penderitaan, individu dapat mencapai kekuatan, kreativitas, dan keunggulan. Nietzsche mengkritik pandangan Epikuros sebagai pengecut dan tidak realistis, mengingat kehidupan yang penuh dengan penderitaan dan konflik.

9 Alasan Mengapa Stoikisme Menjadi Populer di Tengah Gemerlap Modernisasi

Pandangan Epikuros tentang kebahagiaan sebagai kebebasan dari rasa sakit dan ketakutan telah mendapatkan banyak kritik dari berbagai filsuf sepanjang sejarah. Filsuf-filsuf seperti Zeno, Seneca, Pyrrho, Plotinus, Kant, dan Nietzsche menawarkan pandangan alternatif tentang kebahagiaan yang menekankan kebajikan, ketidakpedulian terhadap hal-hal eksternal, penyatuan dengan prinsip-prinsip spiritual, dan pentingnya penderitaan dalam memberikan makna hidup. Kritik-kritik ini menunjukkan bahwa pencarian kebahagiaan adalah konsep yang kompleks dan multidimensional, yang dapat dipahami dari berbagai perspektif filosofis.